Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Aceh mengalami inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 2,51 persen pada Juli 2024, dengan komoditas penyumbang inflasi tertinggi dari komoditas beras, tarif air minum, sigaret kretek mesin dan emas perhiasan.
Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution di Banda Aceh, Kamis, mengatakan merujuk pada inflasi secara tahunan, inflasi Aceh pada Juli 2024 tersebut masih dalam rentang target pemerintah yaitu 1,5 persen secara minimal dan maksimal 3,5 persen.
“Ini lebih rendah dibanding dengan secara tahunan pada Juni 2024 lalu sebesar 3,09 persen, dan sekarang 2,51 persen,” ujarnya.
Baca: BPS catat beras masih jadi penyumbang tertinggi inflasi Aceh pada Juni
BPS Aceh mengukur inflasi berdasarkan lima kota indeks harga konsumen (IHK) di Tanah Rencong itu, meliputi Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe, serta Kabupaten Aceh Barat, Aceh Tamiang dan Aceh Tengah.
Beberapa komoditas yang menjadi penyumbang dominan terhadap kenaikan harga atau inflasi di Aceh secara yoy yaitu beras sebesar 0,77 persen, tarif air minum 0,61 persen, sigaret kretek mesin 0,33 persen dan emas perhiasan 0,28 persen.
“Selama periode Januari-Juli 2024, inflasi secara yoy paling tinggi terjadi di Aceh Tengah sebesar 3,38 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Aceh Tamiang 1,02 persen,” katanya.
Baca: BPS: Penduduk miskin di Aceh berkurang 2.200 orang setahun terakhir
Di sisi lain, BPS juga mencatat Aceh mengalami deflasi sebesar 0,11 persen secara month-to-month/mtm pada Juli 2024. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah berhasil melakukan pengendalian harga secara bulanan.
“Secara nasional juga terjadi deflasi sebesar 0,18 persen pada Juli 2024,” kata Riswan.
Adapun komoditas penyumbang dominan deflasi Aceh secara bulanan yaitu bawang merah sebesar 0,31 persen, cabai merah 0,29 persen, tomat sebesar 0,14 persen dan daging ayam deflasi 0,06 persen.
Artinya, menurut Riswan, kondisi ini menunjukkan harga-harga komoditas tersebut mulai menunjukkan penurunan berkat berbagai upaya pengendalian harga dari pemerintah.
Baca: Cabai merah penyumbang dominan inflasi tahunan Aceh pada Mei
“Kami melihat ini pencapaian yang bagus dalam penekanan harga, yang bulan-bulan sebelumnya ini menjadi komoditi yang memberikan andil inflasi cukup tinggi,” ujarnya.
Pada Juli 2024, ia menambahkan, hanya Banda Aceh yang mengalami inflasi sebesar 1,07 persen, sedangkan di kabupaten/kota lainnya mengalami deflasi yaitu Aceh Tengah 0,66 persen, Aceh Barat deflasi 0,34 persen, Aceh Tamiang deflasi 1,2 persen dan Lhokseumawe deflasi 0,73 persen.
“Dengan melihat tren, inflasi mtm mulai Januari - Juli 2024, trennya menurun kecuali ada beberapa kota seperti Banda Aceh yang terjadi kenaikan di bulan Juli. Ke depan pemerintah daerah bisa terus melakukan pengendalian harga sehingga inflasi bisa tetap dalam range ditargetkan,” ujarnya.
Baca: Pengangguran di Aceh berkurang 4.760 orang dalam setahun terakhir
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution di Banda Aceh, Kamis, mengatakan merujuk pada inflasi secara tahunan, inflasi Aceh pada Juli 2024 tersebut masih dalam rentang target pemerintah yaitu 1,5 persen secara minimal dan maksimal 3,5 persen.
“Ini lebih rendah dibanding dengan secara tahunan pada Juni 2024 lalu sebesar 3,09 persen, dan sekarang 2,51 persen,” ujarnya.
Baca: BPS catat beras masih jadi penyumbang tertinggi inflasi Aceh pada Juni
BPS Aceh mengukur inflasi berdasarkan lima kota indeks harga konsumen (IHK) di Tanah Rencong itu, meliputi Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe, serta Kabupaten Aceh Barat, Aceh Tamiang dan Aceh Tengah.
Beberapa komoditas yang menjadi penyumbang dominan terhadap kenaikan harga atau inflasi di Aceh secara yoy yaitu beras sebesar 0,77 persen, tarif air minum 0,61 persen, sigaret kretek mesin 0,33 persen dan emas perhiasan 0,28 persen.
“Selama periode Januari-Juli 2024, inflasi secara yoy paling tinggi terjadi di Aceh Tengah sebesar 3,38 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Aceh Tamiang 1,02 persen,” katanya.
Baca: BPS: Penduduk miskin di Aceh berkurang 2.200 orang setahun terakhir
Di sisi lain, BPS juga mencatat Aceh mengalami deflasi sebesar 0,11 persen secara month-to-month/mtm pada Juli 2024. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah berhasil melakukan pengendalian harga secara bulanan.
“Secara nasional juga terjadi deflasi sebesar 0,18 persen pada Juli 2024,” kata Riswan.
Adapun komoditas penyumbang dominan deflasi Aceh secara bulanan yaitu bawang merah sebesar 0,31 persen, cabai merah 0,29 persen, tomat sebesar 0,14 persen dan daging ayam deflasi 0,06 persen.
Artinya, menurut Riswan, kondisi ini menunjukkan harga-harga komoditas tersebut mulai menunjukkan penurunan berkat berbagai upaya pengendalian harga dari pemerintah.
Baca: Cabai merah penyumbang dominan inflasi tahunan Aceh pada Mei
“Kami melihat ini pencapaian yang bagus dalam penekanan harga, yang bulan-bulan sebelumnya ini menjadi komoditi yang memberikan andil inflasi cukup tinggi,” ujarnya.
Pada Juli 2024, ia menambahkan, hanya Banda Aceh yang mengalami inflasi sebesar 1,07 persen, sedangkan di kabupaten/kota lainnya mengalami deflasi yaitu Aceh Tengah 0,66 persen, Aceh Barat deflasi 0,34 persen, Aceh Tamiang deflasi 1,2 persen dan Lhokseumawe deflasi 0,73 persen.
“Dengan melihat tren, inflasi mtm mulai Januari - Juli 2024, trennya menurun kecuali ada beberapa kota seperti Banda Aceh yang terjadi kenaikan di bulan Juli. Ke depan pemerintah daerah bisa terus melakukan pengendalian harga sehingga inflasi bisa tetap dalam range ditargetkan,” ujarnya.
Baca: Pengangguran di Aceh berkurang 4.760 orang dalam setahun terakhir
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024