Universitas Syiah Kuala (USK) bekerja sama dengan Ramsar Center Japan (RCJ) menginisiasi pengembangan bank kepiting di Banda Aceh dalam upaya memulihkan ekosistem pesisir.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem pesisir dan meningkatkan populasi kepiting lokal yang selama ini terancam oleh perubahan lingkungan, penangkapan berlebihan, dan konversi lahan pesisir untuk kegiatan akuakultur, perumahan, serta bisnis,” kata Kepala Pusat Riset Ilmu Sosial dan Budaya (PRISB) USK Dr Alfi Rahman di Banda Aceh, Jumat.
Ia menjelaskan bencana gempa dan Tsunami Aceh pada akhir tahun 2004 mengakibatkan lebih dari 40 persen wilayah Banda Aceh terendam hingga lima kilometer ke daratan, sehingga ekosistem pesisir mengalami tekanan berat.
Alfi berharap proyek bank kepiting dapat menjadi model yang dapat direplikasi di wilayah pesisir lainnya, mendorong praktik lingkungan yang berkelanjutan, dan memperkuat ketahanan masyarakat pesisir terhadap tantangan lingkungan di masa depan.
Ia mengatakan prinsip kerja bank kepiting adalah mengumpulkan dan memelihara kepiting betina bertelur, yang kemudian akan dilepaskan kembali ke habitat aslinya setelah telur-telur tersebut menetas.
Baca: Tim USK Banda Aceh beri pendampingan masyarakat kembangkan pariwisata
Menurut dia dengan cara tersebut populasi kepiting dapat terus diperbarui dan dijaga keberlanjutan. Proses tersebut tidak hanya mendukung konservasi spesies kepiting, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir dengan memastikan pasokan kepiting yang berkelanjutan untuk pasar lokal.
Prof. Shimpei Iwasaki dari Ramsar Center Japan (RCJ) mengatakan bahwa proyek tersebut adalah salah satu kegiatan konservasi wilayah basah (wetland) yang menjadi komitmen RCJ.
"Kami ingin memastikan berbagai aktivitas di wilayah pesisir, termasuk aktivitas ekonomi, tetap memperhatikan praktik-praktik konservasi lingkungan dan keberlanjutan," kata Prof. Iwasaki.
Thakorn Kakhaikitthawat dari Kung Krabaen Bay Royal Development Study Center, Thailand, yang juga hadir dalam kegiatan mengatakan bahwa pengalaman mereka dalam mengembangkan Crab Bank di Thailand sangat sukses, salah satunya adalah keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan bank kepiting.
"Teknologi pengembangan bank kepiting ini sangat mudah, murah, dan yang paling penting adalah keterlibatan berbagai pihak dalam mendukung dan menjalankan proyek ini. Ini akan sangat berdampak pada peningkatan populasi kepiting di alam," kata Thakorn.
Selain pengembangan bank kepiting, proyek ini juga akan melakukan aktivitas penanaman mangrove di tiga lokasi berbeda di Banda Aceh melibatkan 30 relawan. Proyek penanaman mangrove ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Baca: Mahasiswa USK edukasi masyarakat dukung ketahanan pangan
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024