Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk Faisal Ali menilai ulama kharismatik Aceh Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop, yang juga bakal calon wakil Gubernur Aceh meninggal dunia pada Sabtu (7/9) kemarin merupakan sosok yang inovatif dan memiliki banyak ide dan gagasan.
Ulama yang akrab disapa Lem Faisal ini mengatakan dirinya pernah menjadi murid Tu Sop sekitar 10 tahun saat di Dayah Mudi Mesra Samalanga, Bireuen.
"Beliau mengajarkan inovasi-inovasi dan juga ide-ide yang terus beliau ikuti perkembangan ini dan beliau lemparkan ide-ide ini demi untuk kemajuan agama," kata Lem Faisal di sela-sela pemakaman Tu Sop di Bireuen, Minggu.
Salah satu inovasi Tu Sop dalam penguatan ekonomi yakni mencetus Yayasan Dayah Bersaudara (Yadara) sebagai upaya untuk membangun kekuatan ekonomi umat.
"Program yang dilakukan tidak ada yang gagal, Insya Allah berhasil, misalnya beliau menggagas usaha Yadara, itu menghasilkan manfaat bagi pesantren, walaupun tidak maksimal sekali," ujarnya.
Menurut Lem Faisal, Tu Sop tidak hanya mendidik anak-anak manusia di Dayah Babussalam Al Aziziyah yang dipimpin, tetapi juga menelusuri anak-anak di pelosok daerah hingga kampung-kampung di Tanah Rencong agar bisa bersama dirinya untuk menuntut ilmu agama.
"Ini dilakukan dalam rangka mengajak masyarakat Aceh, generasi muda Aceh, untuk bersama-sama dengan beliau dalam rangka menjaga agama Allah ini," ujarnya.
Sebelumnya, Pj Gubernur Aceh Safrizal di sela-sela shalat jenazah Tu Sop di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh juga mengajak masyarakat untuk menjadikan berbagai petuah Tu Sop semasa hidup sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Termasuk nasihat-nasihat politik Tu Sop, sekaligus ide-idenya yang dicetus berlandaskan tujuan untuk memakmurkan negeri.
"Beliau sebagai pribadi yang humble, rendah hati, mudah membagi ilmu, banyak ide, banyak inovasi dan gampang ditemui dan gampang dimintai pendapat. Saya itu kesan pribadi," kata Safrizal.
Untuk diketahui, Tu Sop dilahirkan di Desa Blang Me Barat, Kecamatan Jeunieb, Bireuen pada 1964 dari pasangan Tgk H Abdul Wahab bin Hasballah dan Hj Zainab binti Muhammad Shaleh.
Tu Sop wafat pada usai 60 tahun di Jakarta pada Sabtu (7/9). Sebelum meninggal dunia, bakal calon Gubernur Aceh Bustami Hamzah memilih Tu Sop sebagai bakal calon wakil Gubernur Aceh untuk maju dalam Pilkada 2024.
Selain memimpin Dayah Babussalam Al Aziziyah, Jeunieb, Tu Sop juga pernah menjabat Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) periode 2018-2023, sebuah organisasi yang menaungi ulama-ulama pimpinan dayah Salafiyah di Aceh.
Baca juga: Selamat jalan Tu Sop, ribuan warga antar jenazah ke peristirahatan akhir
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Ulama yang akrab disapa Lem Faisal ini mengatakan dirinya pernah menjadi murid Tu Sop sekitar 10 tahun saat di Dayah Mudi Mesra Samalanga, Bireuen.
"Beliau mengajarkan inovasi-inovasi dan juga ide-ide yang terus beliau ikuti perkembangan ini dan beliau lemparkan ide-ide ini demi untuk kemajuan agama," kata Lem Faisal di sela-sela pemakaman Tu Sop di Bireuen, Minggu.
Salah satu inovasi Tu Sop dalam penguatan ekonomi yakni mencetus Yayasan Dayah Bersaudara (Yadara) sebagai upaya untuk membangun kekuatan ekonomi umat.
"Program yang dilakukan tidak ada yang gagal, Insya Allah berhasil, misalnya beliau menggagas usaha Yadara, itu menghasilkan manfaat bagi pesantren, walaupun tidak maksimal sekali," ujarnya.
Menurut Lem Faisal, Tu Sop tidak hanya mendidik anak-anak manusia di Dayah Babussalam Al Aziziyah yang dipimpin, tetapi juga menelusuri anak-anak di pelosok daerah hingga kampung-kampung di Tanah Rencong agar bisa bersama dirinya untuk menuntut ilmu agama.
"Ini dilakukan dalam rangka mengajak masyarakat Aceh, generasi muda Aceh, untuk bersama-sama dengan beliau dalam rangka menjaga agama Allah ini," ujarnya.
Sebelumnya, Pj Gubernur Aceh Safrizal di sela-sela shalat jenazah Tu Sop di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh juga mengajak masyarakat untuk menjadikan berbagai petuah Tu Sop semasa hidup sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Termasuk nasihat-nasihat politik Tu Sop, sekaligus ide-idenya yang dicetus berlandaskan tujuan untuk memakmurkan negeri.
"Beliau sebagai pribadi yang humble, rendah hati, mudah membagi ilmu, banyak ide, banyak inovasi dan gampang ditemui dan gampang dimintai pendapat. Saya itu kesan pribadi," kata Safrizal.
Untuk diketahui, Tu Sop dilahirkan di Desa Blang Me Barat, Kecamatan Jeunieb, Bireuen pada 1964 dari pasangan Tgk H Abdul Wahab bin Hasballah dan Hj Zainab binti Muhammad Shaleh.
Tu Sop wafat pada usai 60 tahun di Jakarta pada Sabtu (7/9). Sebelum meninggal dunia, bakal calon Gubernur Aceh Bustami Hamzah memilih Tu Sop sebagai bakal calon wakil Gubernur Aceh untuk maju dalam Pilkada 2024.
Selain memimpin Dayah Babussalam Al Aziziyah, Jeunieb, Tu Sop juga pernah menjabat Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) periode 2018-2023, sebuah organisasi yang menaungi ulama-ulama pimpinan dayah Salafiyah di Aceh.
Baca juga: Selamat jalan Tu Sop, ribuan warga antar jenazah ke peristirahatan akhir
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024