Perpanjangan dana otonomi khusus (Otsus) Aceh menjadi topik yang hangat dalam debat kandidat pertama Pemilihan Gubernur (Pilgub) Aceh 2024, dengan tekad masing-masing kandidat untuk memperjuangkan perpanjangan dana Otsus.

Debat pertama ini diikuti seluruh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yakni nomor urut 1 Bustami Hamzah - M Fadhil Rahmi (Om Bus - Syekh Fadhil) dan nomor urut 2 Muzakir Manaf dan Fadhullah (Mualem - Dek Fadh).

“Kami punya koneksi dengan presiden terpilih sekarang. Kami akan menjumpai beliau, akan (berusaha, red) menambahkan dana otsus semaksimal mungkin, dan juga (perjuangkan, red) jadi permanen untuk Aceh,” kata Malem dalam debat di Banda Aceh, Jumat malam.

Perbahasan ini muncul bermula dari pertanyaan paslon gubernur Aceh nomor urut 1 yang menanyakan terkait strategi paslon nomor urut 2 dalam upaya memperpanjang dana Otsus Aceh yang akan berakhir pada 2027 mendatang.

Mualem yang merupakan mantan panglima GAM itu juga menekankan bahwa dirinya tidak bicara untuk kepentingan golongan tertentu, tetapi untuk kekhususan Aceh, apalagi paslon ini dianggap memiliki kedekatan kuat dengan Presiden Prabowo Subianto.

“Kita tidak berbicara golongan atau kelompok, tapi disini kita masalah kekhususan Aceh, kepentingan Aceh,” katanya.

Sementara itu, Fadhlullah menambahkan perpanjangan dana otsus merupakan program prioritas yang dalam visi misi. Katanya, selama ini Aceh telah menerima suntikan dana otsus, namun masih tetap menjadi provinsi nomor satu termiskin di Sumatera dan peringkat lima termiskin se Indonesia.

“Apalagi kalau dana otsus tidak ada. Oleh karena itu, kami punya komunikasi khusus dengan pemerintah pusat untuk mewujudkan (perpanjangan, red) dana otsus,” kata Fadhlullah, yang juga ketua DPD Gerindra Aceh itu.

Menanggapi hal itu, Bustami Hamzah (Om Bus) mengatakan bahwa presiden bukan miliki suatu golongan, tetapi milik semua rakyat Indonesia. Sebab itu, ia mengatakan juga memiliki cara sendiri untuk memperjuangkan perpanjangan Otsus Aceh, yakni lewat Perppu.

“Saya punya keyakinan, saya juga punya cara menghadap beliau (presiden, red). Jangan klaim mengklaim, bahwa (presiden, red) ini milik semua kita. Kalau saya terpilih, saya akan menghadap presiden, minta Perppu, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang untuk perpanjangan dana otsus Aceh,” ujarnya.

Untuk diketahui, Aceh sebagai daerah istimewa, mendapatkan dana otsus sejak masa damai pada 2008 dan berakhir sampai dengan 2027. Mulai 2008 sampai 2022, besaran dana otsus yang diterima Aceh dari pemerintah pusat sebesar dua persen dari total dana alokasi umum (DAU) nasional.

Kemudian, sejak 2023 hingga 2027, besaran dana otsus Aceh menjadi satu persen dari total DAU nasional.

Dalam Pilkada Aceh 2024 ini, hanya ada dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, yakni nomor urut 1 Bustami Hamzah - M Fadhil Rahmi, dan nomor urut 2 pasangan Muzakir Manaf dan Fadhullah.

Pasangan Bustami-Fadhil diusung oleh lima partai politik yaitu NasDem, PAN, Golkar, dan dua partai lokal antara lain Partai Adil Sejahtera Aceh, serta Partai Darul Aceh, total dukungan sebanyak 29 dari 81 kursi di DPR Aceh.

Sedangkan, Muzakir Manaf-Fadhullah diusung koalisi besar gabungan partai politik lokal maupun nasional, yakni Partai Aceh, Partai Nanggroe Aceh (PNA), Gerindra, Demokrat, PPP, PKS, PKB, dan PDI Perjuangan dengan total 52 dari 81 kursi di DPR Aceh.

Adapun jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Aceh 2024 ini mencapai 3.764.944 orang. Di antaranya sebanyak 1.849.422 orang laki-laki dan 1.915.522 orang perempuan.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024