Balai Bahasa Provinsi Aceh (BBPA) menyatakan bahwa pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat provinsi menjadi salah satu upaya pemerintah untuk memotivasi para pelajar terus melestarikan bahasa ibu.
“Kami ingin mengembalikan status bahasa Aceh dan Gayo ke posisi aman. Melalui FTBI, kami memantik semangat generasi muda untuk melestarikan bahasa ibu secara menyenangkan,” kata Kepala BBPA Umar Solikhan di Banda Aceh, Selasa.
Sebagai informasi, BBPA Aceh kembali melaksanakan FTBI 2024 tingkat provinsi sejak 18-20 November 2024. Diikuti sebanyak 216 siswa dari enam kabupaten/kota di Aceh.
Kegiatan FTBI tahun ini merupakan bagian dari program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) untuk melestarikan bahasa Aceh dan Gayo dari ancaman kepunahan.
“Semoga dari sini lahir tunas-tunas muda Aceh yang cerdas, berbudaya, dan memiliki kebanggaan terhadap bahasa serta budaya kita,” ujar Umar.
Ia menyampaikan, RBD di Aceh tahun ini difokuskan pada bahasa Aceh dan Gayo, yaitu dua bahasa daerah dengan jumlah penutur terbesar di Aceh. Tetapi, bahasa tersebut berada dalam kategori rentan berdasarkan kajian vitalitas bahasa 2019.
Kegiatan revitalisasi bahasa daerah tahun ini menyasar sekolah tingkat SD dan SMP di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Pidie, Aceh Besar, dan Kota Banda Aceh.
Kemudian, dilanjutkan dengan pelaksanaan FTBI tingkat kabupaten/kota sebelum para pemenang berkompetisi di tingkat provinsi.
Terdapat enam cabang lomba yang dipertandingkan dalam ajang ini, yakni mendongeng, menulis cerita, membaca puisi, pidato, serta tembang tradisional dengan menggunakan bahasa Aceh dan Gayo.
“Kemudian, para pemenang FTBI tingkat provinsi ini akan mewakili Aceh di tingkat nasional yang direncanakan berlangsung pada Februari mendatang di Jakarta,” katanya.
Ia menambahkan, FTBI juga menjadi bagian dari Manajemen Talenta Nasional (MTN) Kemendikbud Ristek, sehingga para juaranya memiliki peluang pengembangan bakat hingga tingkat nasional. Selain itu, sertifikat prestasi FTBI dapat digunakan untuk melanjutkan pendidikan melalui jalur prestasi.
“Artinya, para juara FTBI (sesuai dengan tingkatannya) nantinya akan punya peluang untuk pengembangan talenta tingkat nasional dan bisa menggunakan sertifikatnya untuk melanjutkan pendidikan melalui jalur prestasi,” ujar Umar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal mengajak para orang tua, pendidik, dan seluruh elemen masyarakat untuk mendorong generasi muda semakin aktif menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari, dan memperkuat komitmen melestarikan bahasa ibu.
“Semoga semangat melestarikan bahasa daerah terus berkembang dan semakin menguat. Saya yakin, dengan dukungan semua pihak, kegiatan seperti ini akan terus berlanjut dan menghasilkan dampak positif bagi kelestarian bahasa dan budaya Aceh,” demikian Almuniza Kamal.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Kami ingin mengembalikan status bahasa Aceh dan Gayo ke posisi aman. Melalui FTBI, kami memantik semangat generasi muda untuk melestarikan bahasa ibu secara menyenangkan,” kata Kepala BBPA Umar Solikhan di Banda Aceh, Selasa.
Sebagai informasi, BBPA Aceh kembali melaksanakan FTBI 2024 tingkat provinsi sejak 18-20 November 2024. Diikuti sebanyak 216 siswa dari enam kabupaten/kota di Aceh.
Kegiatan FTBI tahun ini merupakan bagian dari program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) untuk melestarikan bahasa Aceh dan Gayo dari ancaman kepunahan.
“Semoga dari sini lahir tunas-tunas muda Aceh yang cerdas, berbudaya, dan memiliki kebanggaan terhadap bahasa serta budaya kita,” ujar Umar.
Ia menyampaikan, RBD di Aceh tahun ini difokuskan pada bahasa Aceh dan Gayo, yaitu dua bahasa daerah dengan jumlah penutur terbesar di Aceh. Tetapi, bahasa tersebut berada dalam kategori rentan berdasarkan kajian vitalitas bahasa 2019.
Kegiatan revitalisasi bahasa daerah tahun ini menyasar sekolah tingkat SD dan SMP di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Pidie, Aceh Besar, dan Kota Banda Aceh.
Kemudian, dilanjutkan dengan pelaksanaan FTBI tingkat kabupaten/kota sebelum para pemenang berkompetisi di tingkat provinsi.
Terdapat enam cabang lomba yang dipertandingkan dalam ajang ini, yakni mendongeng, menulis cerita, membaca puisi, pidato, serta tembang tradisional dengan menggunakan bahasa Aceh dan Gayo.
“Kemudian, para pemenang FTBI tingkat provinsi ini akan mewakili Aceh di tingkat nasional yang direncanakan berlangsung pada Februari mendatang di Jakarta,” katanya.
Ia menambahkan, FTBI juga menjadi bagian dari Manajemen Talenta Nasional (MTN) Kemendikbud Ristek, sehingga para juaranya memiliki peluang pengembangan bakat hingga tingkat nasional. Selain itu, sertifikat prestasi FTBI dapat digunakan untuk melanjutkan pendidikan melalui jalur prestasi.
“Artinya, para juara FTBI (sesuai dengan tingkatannya) nantinya akan punya peluang untuk pengembangan talenta tingkat nasional dan bisa menggunakan sertifikatnya untuk melanjutkan pendidikan melalui jalur prestasi,” ujar Umar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal mengajak para orang tua, pendidik, dan seluruh elemen masyarakat untuk mendorong generasi muda semakin aktif menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari, dan memperkuat komitmen melestarikan bahasa ibu.
“Semoga semangat melestarikan bahasa daerah terus berkembang dan semakin menguat. Saya yakin, dengan dukungan semua pihak, kegiatan seperti ini akan terus berlanjut dan menghasilkan dampak positif bagi kelestarian bahasa dan budaya Aceh,” demikian Almuniza Kamal.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024