Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengajak masyarakat di Provinsi Aceh untuk menyimpan cerita gempa dan tsunami yang melanda Aceh pada 20 tahun silam ke Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST), agar dapat tersimpan dengan baik sehingga menjadi bahan edukasi kepada generasi mendatang.

“Saya mohon, seluruh masyarakat yang punya cerita, tolong ceritakan itu dan simpan di Balai Arsip Statis Tsunami,” kata Plt Kepala ANRI Imam Gunarto di Banda Aceh, Rabu.

Hal itu disampaikan Imam Gunarto dalam seminar internasional dan pameran arsip kebencanaan/arsip tsunami bertajuk “Merawat Ingatan, Membangun Ketangguhan” dua dekade gempa dan tsunami Aceh.

Baca juga: Indonesia layak jadi rujukan dunia guna kembangkan peringatan tsunami

Ia menjelaskan peran arsip begitu penting untuk pembelajaran masa akan datang, karena ingatan manusia yang terbatas. Oleh karena itu menyimpan arsip serta mengelola dengan baik sangat penting untuk mereview kembali ingatan-ingatan yang sudah mulai lupa agar menjadi bahan pembelajaran.

Pemerintah telah menyiapkan fasilitas khusus untuk membangun memori kolektif tentang tsunami sebagai persembahan dari negara untuk dunia. Kehadiran BAST tidak hanya untuk masyarakat Aceh, tetapi juga masyarakat dunia, agar bisa belajar dari peristiwa yang sangat dahsyat di masa lampau itu.

Kata dia, ingatan peristiwa gempa dan tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 silam sudah menjadi ingatan dunia atau memory of the world. Oleh karena itu, siapapun yang memiliki arsip tentang tsunami baik institusi, komunitas, maupun perorangan, diminta untuk tidak menyimpan secara mandiri.

“Ini sudah menjadi memori dunia, maka kewajiban kita arsip ini harus diakseskan secara internasional kepada dunia. Mari bersama sama merawat ingatan dan membangun ketangguhan,” ujarnya.

Imam yakin masih banyak arsip tentang tsunami Aceh yang masih disimpan secara pribadi oleh masyarakat baik secara individu maupun komunitas sebagai kenangan.

“Maka saya mengimbau agar arsip-arsip itu diserahkan saja kepada balai arsip tsunami Aceh, nanti disimpan digitalnya saja. Jadi kita akan bantu digitalkan, masyarakat cukup menyimpan digitalnya, yang asli diserahkan untuk dirawat negara sehingga dijamin penyimpanan selama-lamanya untuk pembelajaran generasi berikutnya,” ujarnya.

Baca juga: Tari Saman sambut ilmuwan dunia peringati 20 tahun tsunami Aceh

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024