Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh menyatakan bahwa hilirisasi pertanian dapat meningkatkan nilai tambah perekonomian masyarakat terutama di pedesaan, sehingga dapat membantu memperbaiki angka kemiskinannya. 

"Menurut kami, kalau fokus di hilirisasi sektor pertanian, itu juga sebagai upaya meningkatkan nilai tambah dan ujungnya peningkatan ekonomi," kata Kepala Bank Indonesia Aceh, Rony Widijarto, di Aceh Besar, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan Rony Widijarto dalam kegiatan Aceh Economic Forum (AEF) 2024 yang bertajuk "Strategi efektif penurunan tingkat kemiskinan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas inflasi", di Aceh Besar.

Dirinya menyampaikan, berdasarkan data BPS terbaru, angka kemiskinan Aceh cukup bagus yakni mengalami penurunan, di mana pada September 2024 sebesar 12,64 persen atau menurun sebesar 1,59 persen dibandingkan Maret 2024 yang mencapai 14,23 persen.

Namun, kata Rony, terlihat perbedaan yang cukup jauh antara tingkat kemiskinan masyarakat perkotaan dan pedesaan. Untuk perkotaan hampir mendekati angka nasional yaitu di bawah sembilan persen. 

"Tetapi, yang harus diperhatikan adalah bagaimana gap (jarak) antara angka kemiskinan kota dan desa itu yang sangat tinggi sekali. Kalau di Banda Aceh angkanya sudah baik di bawah nasional. Di pedesaan itu sampai 14 persen," ujarnya.

Baca: BI jadikan rumpon ijuk program unggulan pengembangan bisnis perikanan di Aceh

Berdasarkan rilis BPS Aceh terbaru, meskipun tingkat kemiskinan pedesaan turun pada September 2024, tetapi masih berada di angka 14,99 persen. Sementara tingkat kemiskinan perkotaan di Aceh tinggal 8,37 persen.

Rony menuturkan, saat ini perlu dipikirkan bersama bagaimana meningkatkan nilai tambah masyarakat pedesaan yang memang secara struktur ekonominya bergantung pada primer.

Menurutnya, langkah yang bisa dilakukan untuk memperbaiki angka kemiskinan Aceh khususnya di pedesaan adalah memaksimalkan hilirisasi pertanian serta meningkatkan produksinya.

"Jadi, harus sekaligus kita bagaimana meningkatkan peningkatan produksi di hulu, karena Aceh untuk padi masih ada ruang untuk peningkatan produktivitas dengan kondisi lahan yang luas," katanya.

Ia menambahkan, pengembangan sektor pertanian ini atau yang berbasis komoditas petani, juga tidak bisa hanya dengan produksinya saja. Tetapi, juga harus dipastikan pengolahan gabahnya yang tidak lagi melalui Sumatera Utara.

"Untuk itu, dalam rangka mengembangkan pertanian, kita juga harus membenahi dari sisi hulu hingga hilirnya," ujarnya.

Rony juga menjelaskan, dalam rangka peningkatan produksi pertanian, maka sangat dibutuhkan dukungan infrastrukturnya, kemudian perlindungan kawasan, pemberdayaan agar menghasilkan beras berkualitas, hingga pemasarannya.

Artinya, menjadi penting hasil produksi pertanian dapat diolah sendiri agar memberikan nilai tambah, dan petani tidak hanya mendapatkan penghasilan dari gabah, tetapi juga usaha dari kilang beras.

"Sehingga semua ini dapat memberikan nilai tambah. Akan tetapi semua ini perlu kita lakukan bersama, karena dengan sinergitas hasilnya akan sangat bagus," demikian Rony Widijarto.

Baca: Program priotitas 2025 BI perkuat dukungan untuk UMKM Aceh, begini penjelasannya
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2025