Wali Kota Banda Aceh terpilih Illiza Sa'aduddin Djamal, menyatakan membuka diri untuk berkolaborasi dengan perwakilan BUMN yang beroperasi di Aceh, untuk mengatasi tantangan pembangunan di tengah keterbatasan kondisi keuangan daerah. 

Hadir pada silaturahmi yang digagas oleh Forum Komunikasi (FK) BUMN Aceh di Hotel Fadhika Boutique, Banda Aceh, Kamis, Illiza mengatakan Pemkot Banda Aceh kini dihadapkan pada kondisi keuangan yang kurang baik. Tugas bagi Illiza dan Afdhal sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh terpilih nantinya cukup berat untuk memastikan pembangunan terus berjalan.

Berdasarkan catatan ANTARA, Anggaran Pendapatan Belanja Kota (APBK) Banda Aceh tahun 2025 mencapai Rp1,4 triliun, angka tersebut lebih besar dibandingkan tahun 2024 senilai Rp1,2 triliun. Adapun rincian pagu APBK Banda Aceh 2025, yakni pendapatan sebesar Rp1,469 triliun, kemudian belanja Rp1,476 triliun. Artinya, terjadi defisit Rp7,2 miliar.

 

Baca juga: Sah, Illiza - Afdhal ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih 2025-2030


Penambahan utang untuk mengatasi defisit anggaran, lanjut Illiza, tidak menjadi opsi yang akan diambil. Karena itu, Pemkot Banda Aceh akan melakukan rasionalisasi anggaran dan mencari cara meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), salah satunya dengan berkolaborasi.

"Anggaran tak mencukupi untuk 2025, kita akan kembali harus terhutang. Tapi saya tekankan harus ada rasionalisasi, gak boleh tambah utang baru," ujarnya.

Illiza mengatakan punya kesan cukup baik berkolaborasi dengan BUMN saat menjadi Wali Kota Banda Aceh pada 2014-2017. Ia berharap kolaborasi ke depan bisa kembali terjalin baik, salah satunya untuk membantu program Banda Aceh Academy dalam bentuk pelatihan dan permodalan untuk UMKM yang punya kemampuan.

Di sisi lain, Illiza juga menyadari Banda Aceh perlu meningkatkan iklim investasi guna meningkatkan PAD. Caranya dengan mempermudah perizinan dan membuka peluang baru bagi sektor swasta maupun BUMN.
 

Wali Kota Banda Aceh terpilih Illiza Sa'aduddin Djamal menyampaikan pidato di silaturahmi yang digagas oleh FK BUMN Aceh di Hotel Fadhika Boutique, Banda Aceh, Kamis (16/1/2025). (ANTARA/FB Anggoro)

Ketua FK BUMN Aceh yang juga CEO BSI Aceh Wachjono mengatakan, kondisi ekonomi tahun 2025 penuh tantangan karena faktor eksternal yakni pengaruh resesi dunia. Karena itu, butuh kolaborasi semua pihak yang bisa memajukan perusahaan dan masyarakat di Aceh, khususnya di Kota Banda Aceh.

Meski hingga kini Aceh belum ada industri besar yang beroperasi, lanjutnya, calon-calon investor dari luar negeri mulai melirik Aceh yang memiliki potensi sumber daya alam luar biasa.
 
"Sudah saatnya Banda Aceh bangkit kembali dengan kolaborasi semua pihak," kata Wachjono. 

Baca juga: FK BUMN: Outlook Ekonomi Aceh akan jadi acuan bagi BUMN di Aceh
Baca juga: Arief Rosyid: FK BUMN Aceh harusnya bisa "menular" ke provinsi lain

Pewarta: Redaksi Antara Aceh

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2025