Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh optimis perekonomian Aceh tetap tumbuh positif pada 2025 meskipun terbatasnya proyek strategis nasional (PSN) serta adanya efisiensi anggaran tahun ini.

"Pada 2025, ekonomi Aceh diperkirakan tetap tumbuh positif, meskipun sedikit melambat akibat terbatasnya PSN baru dan kebijakan efisiensi anggaran," kata Kepala Perwakilan BI Aceh Agus Chusaini di Banda Aceh, Selasa.

Agus mengatakan meski terbatasnya PSN baru, perekonomian Aceh tetap terjaga karena adanya perbaikan sektor pertanian seiring minimnya gangguan iklim, serta didukung perluasan lahan pertanian rakyat.

Kemudian, lanjut dia, prospek ekonomi Aceh diperkirakan tumbuh baik tahun ini karena sudah mulai tingginya permintaan ekspor. Lalu, membaiknya harga komoditas batubara diperkirakan juga bisa meningkatkan kinerja ekspor Aceh.

Baca: BI: Efisiensi anggaran tak pengaruhi perekonomian Aceh

"Kita optimis ekonomi Aceh tetap terjaga dengan adanya perbaikan sektor pertanian melalui optimalisasi lahan rawa dan cetak sawah rakyat, serta stabilnya kinerja ekspor Aceh," ujarnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data BPS Aceh terbaru, nilai ekspor barang asal Aceh mengalami peningkatan. Di mana, pada Desember 2024 mencapai 71,19 juta USD, atau naik sebesar 26,20 persen dibandingkan ekspor bulan sebelumnya. 

Ekspor paling besar ditujukan ke negara India, yaitu senilai 42,66 juta USD dengan komoditas utama batubara. Secara keseluruhan, komoditas terbesar yang diekspor Aceh pada Desember 2024 adalah batubara senilai 44,29 juta USD atau 62,21 persen dari seluruh komoditas.

Baca: Rektor: Beasiswa BI perlu diisi program pengembangan mahasiswa


Lalu, disusul kopi senilai 14,33 juta USD atau 20,12 persen, dan kondensat senilai 7,72 juta USD. Serta juga ada komoditas ekspor lainnya seperti cangkang kernel kelapa sawit, furniture, ikan olahan dan sebagainya.

Selain itu, Agus melihat bahwa perekonomian Aceh tahun ini memang tidak sekuat pada 2024 lalu yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,66 persen (yoy) dari 2023 sekitar 4,23 persen.

Karena, pertumbuhan ekonomi pada 2024 sebelumnya didorong oleh berbagai event besar seperti Pemilu, Pilkada, serta Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024. 

"Kegiatan tersebut, telah mendukung sektor transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makanan minuman, serta administrasi pemerintahan," ujarnya.

Baca: BI: Hilirisasi pertanian bisa perbaiki kemiskinan pedesaan di Aceh

Dari sisi stabilitas keuangan, pembiayaan berdasarkan lokasi proyek pada triwulan IV 2024 juga mencapai Rp51,64 triliun, tumbuh 3,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Lalu, Financing to Deposit Ratio (FDR) atau rasio pembiayaan terhadap simpanan berdasarkan lokasi proyek berada di angka 113,10 persen. Kondisi itu menandakan tingginya aktivitas pembiayaan dibandingkan dana pihak ketiga (DPK) yang terhimpun di Aceh. 

"Stabilitas sistem keuangan juga didukung oleh rendahnya non-performing financing (NPF), yang hanya sebesar 2,34 persen," katanya.

Meskipun tanpa dukungan PSN baru atau event nasional, tambah dia, Bank Indonesia meyakini bahwa dengan adanya perbaikan sektor pertanian, serta meningkatnya nilai ekspor Aceh, perekonomian tanah rencong tahun ini tetap mengalami pertumbuhan, 

"Kita perkirakan, pada 2025 ini pertumbuhan ekonomi Aceh tetap tumbuh kuat, namun tidak setinggi tahun sebelumnya yang didukung PSN serta event nasional," demikian Agus Chusaini.

Baca: BI jadikan rumpon ijuk program unggulan pengembangan bisnis perikanan di Aceh
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2025