Kutacane (Antaranews Aceh) - Sejumlah warga Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, menyatakan cuaca dingin melanda sepanjang hari sehingga banyak petani beristirahat di dalam rumah.
"Sudah empat hari, cuaca sejuk seperti ini. Biasanya kedai kopi kami ramai, tetapi tidak dalam beberapa hari terakhir ini," ujar Susi Sekedang (29), pemilik kedai kopi di Desa Kutarih, Kecamatan Babussalam, Kutacane, Kamis.
Menurut Susi, cuaca dingin sepanjang hari oleh masyarakat setempat diistilahkan dengan "bagei kalak balu malot lakine", atau seperti janda tanpa seorang lelaki/suaminya.
Warga lain berpendapat bahwa fenomena alam berhawa sejuk sepanjang hari, merupakan pertanda akan terjadi kemarau panjang di Aceh Tenggar.
Di pusat Kutacane, ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara, terlihat aktivitas warga berlangsung normal seperti biasa. Sejumlah perkantoran tetap buka, begitu juga aktivitas ekonomi seperti pertokoan dan pasar tradisional.
"Bila cuaca dingin seperti ini, maka orang malas ke luar rumah. Akibatnya, dagangan kami kurang laku, karena sepi" terang pedangang di Pasar Inpres, Rahman Selian (45).
Raden (37), warga yang berprofesi pekerja bangunan mengakui, udara sejuk sepanjang hari membuatnya malas untuk keluar rumah melakukan aktivitas seperti biasa.
"Sebenarnya, kita malas. Enakkan lagi tidur di rumah. Karena kebutuhan anak dan istri, terpaksa juga saya bekerja selesaikan bagunan rumah ini. Coba kalau kita petani?," tuturnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Iskandar Muda Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar, merilis cuaca di Kutacane sepanjang pekan ini diperkirakan 21 hingga 28 derajat Celcius dengan kelebaban udara 80 sampai 100 persen.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bandara Sultan Iskandarmuda Blangbintang, Zakaria Ahmad menjelaskan, kalau malam cerah maka, maka suhu akan lebih dingin dari biasanya dengan hawa dingin bertahan sampai jam 9.00 di pagi hari.
"Tapi ini berbeda. Pada siang hari dingin, dan malam hari justeru lebih dingin lagi. Saya minta waktu untuk mempelajari kondisi cuaca di Aceh Tenggara," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Sudah empat hari, cuaca sejuk seperti ini. Biasanya kedai kopi kami ramai, tetapi tidak dalam beberapa hari terakhir ini," ujar Susi Sekedang (29), pemilik kedai kopi di Desa Kutarih, Kecamatan Babussalam, Kutacane, Kamis.
Menurut Susi, cuaca dingin sepanjang hari oleh masyarakat setempat diistilahkan dengan "bagei kalak balu malot lakine", atau seperti janda tanpa seorang lelaki/suaminya.
Warga lain berpendapat bahwa fenomena alam berhawa sejuk sepanjang hari, merupakan pertanda akan terjadi kemarau panjang di Aceh Tenggar.
Di pusat Kutacane, ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara, terlihat aktivitas warga berlangsung normal seperti biasa. Sejumlah perkantoran tetap buka, begitu juga aktivitas ekonomi seperti pertokoan dan pasar tradisional.
"Bila cuaca dingin seperti ini, maka orang malas ke luar rumah. Akibatnya, dagangan kami kurang laku, karena sepi" terang pedangang di Pasar Inpres, Rahman Selian (45).
Raden (37), warga yang berprofesi pekerja bangunan mengakui, udara sejuk sepanjang hari membuatnya malas untuk keluar rumah melakukan aktivitas seperti biasa.
"Sebenarnya, kita malas. Enakkan lagi tidur di rumah. Karena kebutuhan anak dan istri, terpaksa juga saya bekerja selesaikan bagunan rumah ini. Coba kalau kita petani?," tuturnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Iskandar Muda Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar, merilis cuaca di Kutacane sepanjang pekan ini diperkirakan 21 hingga 28 derajat Celcius dengan kelebaban udara 80 sampai 100 persen.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bandara Sultan Iskandarmuda Blangbintang, Zakaria Ahmad menjelaskan, kalau malam cerah maka, maka suhu akan lebih dingin dari biasanya dengan hawa dingin bertahan sampai jam 9.00 di pagi hari.
"Tapi ini berbeda. Pada siang hari dingin, dan malam hari justeru lebih dingin lagi. Saya minta waktu untuk mempelajari kondisi cuaca di Aceh Tenggara," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018