Singkil (Antaranews Aceh) - Pemerintah pada tahun anggaran 2018 tidak menyediakan dana untuk pekerjaan lanjutan jalan evakuasi tsunami di Kabupaten Aceh Singkil, karena terkendala persoalan pekerjaan tahun 2017 yang melewati batas tahun anggaran. 

"Tahun anggaran 2018 ini Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil tidak mengusulkan anggaran untuk pekerjaan pengaspalan lanjutan jalan evakuasi tsunami Singkil-Sebatang, lantaran terkendala oleh pekerjaan tahun 2017 yang tidak siap akibat mati kontrak," kata Kepala Dinas PUPR Aceh Singkil, Muzni kepada wartawan di Singkil, Rabu.

Untuk keterlambatan penyelesaian pekerjaan itu, kata Muzni, para rekanan dikenakan denda sebesar sisa pekerjaan yang tidak selesai pada akhir kontrak.

"Pekerjaannya sekira 15-20 persen yang belum selesai. Kendati sudah selesai dikerjakan, namun sudah melewati batas akhir kontrak pekerjaan mereka. Kebetulan kontrak selesai antara September atau Oktober sempat terdampak banjir, namun tetap kita berikan sanksi denda," ungkapnya.

Artinya, kata dia, Dinas PUPR tetap akan mengusulkan pada tahun anggaran 2019 untuk pekerjaan lanjutan jalan evakuasi tsunami itu sesuai dengan kapasitasnya plus bangunan pendukung lainnya seperti tanggul pengaman badan jalan.

Menurut catatan, jalur evakuasi tsunami tersebut merupakan rute terpendek dari Desa Takal Pasir (Trandas) Kecamatan Singkil hingga ke lokasi titik aman Desa Tanah Merah Kecamatan Gunung Meriah berjarak sekira 20 kilometer. 

Jalan pintas yang membelah Perkebunan PT Nafasindo itu, telah dimulai pekerjaannya sejak 2009, namun belum tuntas hingga awal 2018.

Jalan evakuasi tsunami dibangun untuk perjalanan darurat yang sewaktu - waktu bila terjadi bencana tsunami. Kawasan jalan mitigasi itu alternatif terdekat untuk menyelamatkan diri.

Berbeda jika melintasi jalur utama, jalan provinsi yang melalui pesisir laut dan anak laut Kecamatan Singkil Utara, harus menempuh perjalanan berjarak dua kali lipat hingga 40 kilometer bila mencapai Kecamatan Gunung Meriah.

Jalan Singkil-Sebatang merupakan satu-satunya akses vital sebagai jalur evakuasi bencana alam, gempa bumi dan gelombang tsunami.

Namun jalur tersebut sampai saat ini masih terputus pasca banjir besar sejak Nopember, Desember 2016 dan Januari 2017. Di tiga titik ruas jalan yang masih tahap pengerasan, mendekati Desa Sebatang putus, namun beberapakali dilakukan pemerataan kembali oleh perusahaan perkebunan PT Nafasindo.

Tahun 2017 untuk pembangunam jalan tersebut mendapat kucuran pagu anggaran sekira Rp12 miliar melalui Otsus Kabupaten, untuk pengaspalan sepanjang empat kilometer. Dengan nama kontrak, "Peningkatan Jalan Singkil-Sp. Jaya Timur Cs" (Otsus 2017) yang dikerjakan PT Pulo Sarok, senilai Rp10,555 miliar.

Pewarta: Khairuman

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018