Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Cabang olahraga beladiri muaythai yang baru pertama kali akan dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 di Papua, menjadi andalan Aceh yang menjajikan medali.

Ketua Umum Pengurus Provinsi Muaythai Indonesia (Pengprov MI) Aceh, Dahlan Jamaluddin kepada wartawan di Banda Aceh, Rabu menyatakan, petarung - petarung Aceh dari cabang olahraga bela diri asal Thailand ini telah meraih medali emas pada kejuaraan nasional (Kejurnas) dalam dua tahun terakhir.

"Dalam even-even nasional yang telah kita ikuti selama ini, atlet Aceh selalu menguasai di beberapa kelas. Alhamdulillah, kita masuk dalam lima besar perolehan medali secara nasional," ungkap dia.

Fakta prestasi diukir atlet muaythai Aceh di liga nasional (Liginas) Piala Wakil Presiden seri VII, yang digelar di Bogor, Jawa Barat, 17 - 22 Mei 2017, meraih dua medali emas, dua perak dan empat medali perunggu.

Dua medali emas itu diraih Irsalina, Desi Suryani Halawa, dua medali perak oleh Abdul Haris dan Putri Ayu Sakinah, perunggu didapat Riki Rusma, M.Iqbal, Murtadha dan Meutia Sricahyani Sembiring.

Prestasi petarung Aceh meraih medali emas berlanjut pada Liginas seri VIII, di Bogor, Jawa Barat, 18 - 22 Desember 2017, meraih dua medali emas, tiga perak dan empat perunggu.

Dua medali emas diraih Putri Ayu Sakinah dan Risan, tiga medali perak diperoleh Desi Suryani Halawa, Feberiana, Saiful Jabar, perunggu didulang Patona, Bobby, Idrus Kamal dan Irsalina.
 
Pertadingan cabang muaythai.


Bahkan diawal masuknya cabang olahraga ini ke Aceh tahun 2014, yang dibawa dan diperkenalkan oleh Muhammad Saleh, Sekretaris Umum KONI Aceh saat itu, dua petarung tanah rencong yaitu Lisnobel dan Maskur mencatat prestasi internasional. Meraih dua medali perak pada kejuaraan dunia di Phuket, Thailand.

Rangkaian prestasi itu menjadi barometer bagi Pengprov MI Aceh yang makin yakin menatap PON Papua yang hanya berbilang dua tahun lagi, untuk meloloskan banyak atlet dan meraih medali.

Dahlan menyatakan, pembinaan atlet muaythai Aceh akan terus berlangsung dan ditingkatkan.

"Kita mohon dukungan dari semua stakeholder (pemangku kepentingan/pihak terkait), termasuk KONI Aceh sendiri untuk berkontribusi meningkatkan pembinaan prestasi atlet menyongsong PON Papua," imbuh anggota DPR Aceh ini.

Tekad Dahlan, ingin menunjukkan bahwa nantinya dari cabang muaythai menjadi pundi medali bagi Aceh di multi even olahraga empat tahunan di tanah air ini, dua tahun mendatang.

Ungkapnya, saat ini Pengprov MI Aceh memiliki tujuh atlet yang potensial dan diandalkan lolos PON serta meraih medali. "Usai pra pekan olahraga Aceh (Pra PORA) tahun lalu, kita juga melakukan evaluasi mendalam dan pemetaan potensi atlet untuk diintensifkan pembinaan di semua kabupaten/kota," jelasnya.

Sebutnya, hasil akhir evaluasi itu akan dilihat pada PORA di Aceh Besar, November mendatang.

"Atlet hasil PORA ini juga akan kita kondisikan untuk masuk dalam pemusatan latihan daerah (Pelatda) Pra PON tahun 2019, agar lolos ke PON Papua 2020," paparnya.

Sementara itu, tujuh atlet binaan adalah peraih medali emas dan perak di dua Liginas 2017, yaitu Irsalina, Desi Suryani Halawa dibina dalam pemusatan latihan daerah (Pelatda) sentralisasi. Sedangkan Saiful Jabar, Abdul Haris, Feberiana, Putri Ayu Sakinah dan Risan dibina di Pelatda desentralisasi.

"Insya Allah, kita sangat yakin dengan tujuh atlet binaan tersebut bisa lolos PON. Bahkan kita bisa lebih banyak meloloskan atlet ke Papua," ujarnya.

Paling tidak, katanya, tujuh atlet binaan tersebut diupayakan bisa mendulang medali di PON Papua nanti.

"Melihat posisi hari ini, kami tidak menargetkan banyak. Tetapi kami berjanji dan akan berusaha sepenuhnya, minimal satu medali emas kita berikan untuk Aceh dari muaythai," tuturnya.

Dahlan menyebutkan, diantara para atlet binaan tersebut selama ini menjalani latihan rutin dan kontinyu di GOR KONI Aceh, dibawah penanganan pelatih kepala Syarwan.

"Sebagai pelatih, Syarwan telah banyak menangani serta membawa tim muaythai di even-even nasional maupun international dan meraih prestasi," terangnya.

Sebutnya, kegiatan pembinaan terhadap atlet juga dilakukan oleh pengurus kabupaten/kota (Pengkab/Pengkot).

"Kita sudah mendapatkan informasi resmi dari panitia besar (PB) PON di KONI pusat dan panitia di Papua, bahwa muaythai dipertandingkan di PON XX/2020. Ini untuk yang pertama kali muaythai dipertandingkan di PON," jelasnya.

Walau terbilang masih baru empat tahun muaythai di Aceh, perkembangan dan minat terhadap olahraga beladiri ini cukup pesat.

Dahlan mengungkapkan, muaythai di Aceh memang belum sefamiliar cabang olahraga beladiri lainnya. Tetapi dalam konteks kepengurusan, dari 23 kabupaten/kota, hanya tiga kabupaten lagi yang belum terbentuk pengurus yaitu Aceh Selatan, Gayo Lues dan Aceh Tamiang.

"Kita akan upayakan terus, sehingga semua kabupaten/kota di Aceh ada Pengkab/Pengkot muayhthai," tegasnya.

Sebagai Ketua Umum Pengprov Muaythai yang pertama di Aceh hasil musyawarah provinsi (Musprov) tahun 2017, Dahlan menyebutkan bahwa muaythai olahraga bela diri yang paling digemari anak-anak muda di Aceh, sehingga cepat diterima dan berkembang di provinsi paling barat nusantara ini.

"Selain itu, banyak atlet dari cabang beladiri lainnya yang sudah memiliki dasar-dasar beladiri, termasuk dari tinju bergabung dalam muaythai. Kemudian kita hanya tinggal memantapkannya saja," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua II Bidang Pembinaan Prestasi KONI Aceh, Bachtiar Hasan menyebutkan muaythai termasuk dalam 15 cabang olahraga andalan Aceh menghadapi PON Papua yaitu angkat besi, tarung derajat, atletik, panahan, kempo, taekwondo, tinju, karate, pencak silat, menembak, anggar, judo, muathay, soft tenis dan petanque.

Pewarta: Sudirman

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018