Lhokseumawe (Antaranews Aceh) - Nelayan di kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, membutuhkan sedikitnya 622 es batangan dalam sehari untuk digunakan sebagai pengawet ikan selama berlayar mencari ikan di perairan Selat Malaka.

"Kebutuhan es batangan akan lebih tinggi lagi, apabila sedang musim ikan tertentu. Karena banyaknya tangkapan, ikut mempengaruhi tingginya permintaan es batangan," ujar Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Pusong, Asmadi di Lhokseumawe, Selasa.

Ia menjelaskan berdasarkan data yang dikumpulkan oleh pihaknya, nelayan di Lhokseumawe yang berangkat dan membongkar hasil tangkapan di PPI Pusong, setiap harinya membutuhkan es batangan sebanyak 622 batang.

Kebutuhan es batangan dimaksud, sangat penting bagi nelayan sebagai media pengawetan ikan. Apalagi, nelayan berlayar sampai satu hari lebih, sehingga stok es batangan harus lebih memadai untuk menjaga ikan hasil tangkapan tetap segar, jelasnya.

Menurutnya harga es batangan di Lhokseumawe bervariasi, yakni antara Rp25 ribu hingga Rp30 ribu perbatang. Es batangan tersebut didatangkan dari sejumlah pabrik es yang ada di Lhokseumawe.

Serta dijual didepot-depot es yang ada di sekitar PPI Pusong. Sementara untuk tingkat kecukupan es batangan bagi nelayan, Asmadi mengaku dalam beberapa bulan terakhir tidak ada keluhan nelayan karena kelangkaan es batangan.

"Sudah beberapa bulan ini, tidak ada nelayan yang mengeluh karena tidak ada es. Sedangkan sebelumnya, terkadang nelayan karena sulit mendapatkan es batangan karena pasokan tidak cukup terutama apabila sedang musim tangkapan ikan tertentu, tambahnya.

Sementara itu, sebagaimana pernah diungkapkan oleh Wakil Ketua KTNA Kota Lhokseumawe, Darmawan yang menyebutkan kebutuhan es batangan untuk nelayan di daerah itu tinggi.

Apalagi, di Lhokseumawe terdapat dua Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), yakni PPI Pusong dan PPI Ujong Blang.
 

Pewarta: Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018