Meulaboh (Antaranews Aceh) - Pemerintah Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh sangat membutuhkan tambahan sarana transportasi laut untuk mengoptimalkan pelayanan jasa penyeberangan dari kepulauan terluar Aceh itu.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Simeulue, Kasirman, di Sinabang, Jum`at, mengatakan selama ini memang sudah tersedia beberapa unit kapal feri melayani penyeberangan, tetapi tetap saja belum sebanding dengan tingkat kebutuhan.

"Berdasarkan hari - hari belum optimal, setiap harinya masih banyak penumpukan barang dan muatan, tidak terangkut setiap trip pelayaran, terutama dari Labuhanhaji, Singkil dan Aceh Barat," katanya saat dihubungi melalui telepon selularnya dari Meulaboh.

Pelayanan jasa penyeberangan dari daratan Barat Selatan Aceh tujuan Sinabang ibu kota Kabupaten Simeulue, selama ini dilayani tiga unit Kapal Motor Penyeberangan (KMP) yakni, KMP Teluk Sinabang dan KMP Teluk Labuhanhaji dan KMP Teluk Singkil.

Kasirman menyampaikan berdasarkan pengusulan dan kebijakan Pemerintah Provinsi Aceh, saat ini pemerintah sedang menyelesaikan pembangunan dua unit kapal feri untuk mengoptimalkan pelayanan jasa transportasi laut di Provinsi Aceh.

Satu unit berkapasitas 1.500 Grosstonage (GT) melayani Pelabuhan Ulee Lheue - Balohan, kemudian satu unit lain berkapasitas 1.300 GT untuk melayani penyeberangan dari Barat Selatan Aceh tujuan kepulauan Simeulue, Aceh dan sebaliknya.

"Tahun ini sedang dirancang bangunan kapal itu. Tanggal 4 Oktober 2018 kita sudah ada pertemuan forum FGD, pembangunan kapal untuk 2019 - 2020 secara multi years, kapasitasnya alhamdulilalh hampir dua kali lipat dari yang ada selama ini,"imbuhnya.

Pemerintah Kabupaten Simeulue, berharap pembangunan kapal berkapasitas 1.300 Grosstonage itu segera tuntas untuk mewujudkan optimalisasi pelayanan jasa penyeberangan di wilayah barat selatan Aceh.

Lebih lanjut disampaikan, masyarakat yang tujuan ke Simeulue atau pun dari Simeulue ke daratan barat Aceh membutuhkan kepastian dan terpenuhi keingginan setiap saat membutuhkan pelayanan jasa penyeberangan di lintasan tujuan pula terluar Aceh itu.

Kondisi selama ini, setiap keberangkatan kapal selalu ada yang tidak terangkut, terutama barang dan penguna jasa yang menggunakan ekspedisi truk, mobil pribadi, sering calon pengguna jasa harus menunggu 2 - 3 hari baru diberangkatkan.

Kasirman menyampaikan jika pun ke depan diberikan pilihan untuk memilih lintasan mana yang lebih ideal untuk masyarakat Simeulue, warga di sanan lebih memilih tujuan Sinabang ke Meulaboh di Pelabuhan Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga.

"Kami dari Simeulue sangat berharap dan mendukung kelancaran moda transportasi lebih efektif. Kalau pelabuhan Meulaboh fungsionalnya lebih bagus dalam bentuk pelayanan, itu memang harus ada semacam breakwater ke depannya,"pungkasnya.

Selain itu, dalam waktu dekat ini, Dinas Perhubungan Simeulue berharap kepada pihak pengelola kapal tol laut, yakni Sabuk Nusantara 110 untuk mengoptimalkan pelayanan penyeberangan dari Simeulue tujuan daratan wilayah barat Selatan Aceh.

Pewarta: Anwar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018