Jakarta (Antaranews Aceh) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir menyatakan dua daerah di Indonesia yang layak menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 adalah DKI Jakarta dan Jawa Barat, jika Indonesia terpilih sebagai tuan rumah pesta multi-cabang olahraga tertinggi di dunia itu.
"Masalah utama penyelenggaraan multi-cabang olahraga adalah pertandingan sepak bola. Jakarta tidak mungkin membangun tambahan lima stadion sepak bola. Mau tidak mau, Jakarta butuh dukungan dari Jawa Barat atau Banten," ujar Erick selepas mengikuti peluncuran buku "Turbulensi Sport di Indonesia" di Jakarta, Kamis.
Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) itu mengatakan penghitungan jarak tempuh perjalanan atlet dan ofisial peserta Olimpiade juga menjadi pertimbangan daerah sebagai tuan rumah penyelenggaraan.
"Kami sudah mempromosikan penggunaan transportasi publik ketika menyelenggaraan Asian Games 2018. Masyarakat juga akan semakin terdorong memakai transportasi publik setelah MRT di Jakarta beroperasi dan trotoar juga sudah baik. Begitupula dengna bandar udara di Jawa Barat," kata Erick tentang konektivitas transportasi publik Jakarta dengan daerah-daerah di sekitarnya.
Pria pemilik klub bola basket Satria Muda Pertamina itu mengatakan Indonesia sudah harus memulai mempersiapkan diri sebagai tuan rumah mulai 2019 dengan membentuk tim persiapan.
"Tim harus dibentuk setelah selesai pemilihan umum. Tahun 2024 tidak akan terasa lama karena kita akan bersaing dengan negara-negara lain sebagai tuan rumah," kata Erick yang merujuk Korea Selatan dan Korea Utara yang juga menyiapkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade.
Terkait anggaran, Erick menyebut penyelenggaraan Olimpiade akan membutuhkan anggaran empat kali lipat dari anggaran penyelenggaraan Asian Games 2018.
"Jika pemerintah pada 2029 atau 2030 belum siap secara anggaran, lebih baik tidak ambil sebagai tuan rumah karena Indonesia akan dipermalukan jika tidak siap," katanya.
Namun, Erick tetap mendorong Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 sebagaimana telah dinyatakan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach.
"Sebuah penyelenggaraan kegiatan olahraga dapat mempersatukan bangsa sekaligus menjadi kebanggaan bangsa kita dalam lingkup internasional. Kegiatan olahraga itu dibutuhkan sebagai ledakan-ledakan yang bersifat positif," kata Erick.
Indonesia, lanjut Erick, juga sudah punya modal sumber daya manusia lebih dari 30 ribu orang yang telah mendapatkan pelatihan sebagai sukarelawan dalam Asian Games 2018.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Masalah utama penyelenggaraan multi-cabang olahraga adalah pertandingan sepak bola. Jakarta tidak mungkin membangun tambahan lima stadion sepak bola. Mau tidak mau, Jakarta butuh dukungan dari Jawa Barat atau Banten," ujar Erick selepas mengikuti peluncuran buku "Turbulensi Sport di Indonesia" di Jakarta, Kamis.
Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) itu mengatakan penghitungan jarak tempuh perjalanan atlet dan ofisial peserta Olimpiade juga menjadi pertimbangan daerah sebagai tuan rumah penyelenggaraan.
"Kami sudah mempromosikan penggunaan transportasi publik ketika menyelenggaraan Asian Games 2018. Masyarakat juga akan semakin terdorong memakai transportasi publik setelah MRT di Jakarta beroperasi dan trotoar juga sudah baik. Begitupula dengna bandar udara di Jawa Barat," kata Erick tentang konektivitas transportasi publik Jakarta dengan daerah-daerah di sekitarnya.
Pria pemilik klub bola basket Satria Muda Pertamina itu mengatakan Indonesia sudah harus memulai mempersiapkan diri sebagai tuan rumah mulai 2019 dengan membentuk tim persiapan.
"Tim harus dibentuk setelah selesai pemilihan umum. Tahun 2024 tidak akan terasa lama karena kita akan bersaing dengan negara-negara lain sebagai tuan rumah," kata Erick yang merujuk Korea Selatan dan Korea Utara yang juga menyiapkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade.
Terkait anggaran, Erick menyebut penyelenggaraan Olimpiade akan membutuhkan anggaran empat kali lipat dari anggaran penyelenggaraan Asian Games 2018.
"Jika pemerintah pada 2029 atau 2030 belum siap secara anggaran, lebih baik tidak ambil sebagai tuan rumah karena Indonesia akan dipermalukan jika tidak siap," katanya.
Namun, Erick tetap mendorong Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 sebagaimana telah dinyatakan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach.
"Sebuah penyelenggaraan kegiatan olahraga dapat mempersatukan bangsa sekaligus menjadi kebanggaan bangsa kita dalam lingkup internasional. Kegiatan olahraga itu dibutuhkan sebagai ledakan-ledakan yang bersifat positif," kata Erick.
Indonesia, lanjut Erick, juga sudah punya modal sumber daya manusia lebih dari 30 ribu orang yang telah mendapatkan pelatihan sebagai sukarelawan dalam Asian Games 2018.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018