Singkil (Antaranews Aceh) - Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Samsul Bahri menyebutkan Kabupaten Aceh Singkil bisa dibubarkan atau dimerger bila dipenghujung 2019 status Kemiskinan dan tertinggal tak teratasi.
"2019 adalah batas kemiskinan harus dituntaskan, manakala tidak ada perubahan maka berdampak terhadap pembubaran daerah atau dimerger dengan kabupaten kota yang mampu berdasarkan Perpres nomor 131 tahun 2015, persoalan miskin kita tidak bisa kita lari kenyataan," katanya di Singkil, Kamis (27/12) malam.
Pada acara Kopdar dan diskusi dengan Pemuda Aceh Singkil di Caffe Messenina Pujasera, Pulo sarok, ia menyatakan, berdasarkan data BPS, masyarakat Aceh Singkil terus bertambah 22 persen lebih, yang berarti seperempat penduduk Aceh Singkil dari sekian ribu penduduk.
Namun, sebut Samsul, Aceh Singkil dilirik dari letak geografis daerah ini kaya akan laut yang luas penuh biota, pariwisata kepulauan, sungai terpanjang di Aceh dan hutan rawa Singkil dan perkebunan yang luas, tapi kenapa tetap dikatakan miskin dan tertinggal.
Padahal, sumber daya manusia Singkil banyak terserap di dalam dan luar daerah, hal ini perlu dibedah karena saat ini kondisi Singkil ibarat semut mati dimanisan.
Perbincangan tersebut semakin mengemuka, ketika salah seorang Anggota DPRK Aceh Singkil Frida Siska yang hadir pada saat itu, sebut penanggulangan kemiskinan tidak harus dengan bantuan tapi dengan tekat masing - masing.
Acara tersebut juga terlihat santai selain diselingi dengan lagu dan musik grup band Messenina Caffe juga dibarengi dengan sesi tanya jawab.
Samsul kembali menyampaikan, 2019 adalah ambang batas status Kemiskinan harus dituntaskan manaka tidak ada perubahan berdampak terhadap pembubaran daerah atau dimerger dengan kabupaten kota yg mampu, Itu yang perlu dikhawatirkan.
Menurutnya banyak sumber daya alam yang belum terkelola dengan baik.
Perlahan - lahan isu kemiskinan Aceh Singkil mengemuka ketika Herlin salah seorang pemuda sebut Kemiskinan terjadi akibat terlalu membudayanya kemiskina.
Menurutnya budaya kemiskinan semakin tampil dimana pemerintah menjalankan program plat kuning semakin membuka kran untuk masyarakat berlomba miskin dengan tujuan dapat bantuan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"2019 adalah batas kemiskinan harus dituntaskan, manakala tidak ada perubahan maka berdampak terhadap pembubaran daerah atau dimerger dengan kabupaten kota yang mampu berdasarkan Perpres nomor 131 tahun 2015, persoalan miskin kita tidak bisa kita lari kenyataan," katanya di Singkil, Kamis (27/12) malam.
Pada acara Kopdar dan diskusi dengan Pemuda Aceh Singkil di Caffe Messenina Pujasera, Pulo sarok, ia menyatakan, berdasarkan data BPS, masyarakat Aceh Singkil terus bertambah 22 persen lebih, yang berarti seperempat penduduk Aceh Singkil dari sekian ribu penduduk.
Namun, sebut Samsul, Aceh Singkil dilirik dari letak geografis daerah ini kaya akan laut yang luas penuh biota, pariwisata kepulauan, sungai terpanjang di Aceh dan hutan rawa Singkil dan perkebunan yang luas, tapi kenapa tetap dikatakan miskin dan tertinggal.
Padahal, sumber daya manusia Singkil banyak terserap di dalam dan luar daerah, hal ini perlu dibedah karena saat ini kondisi Singkil ibarat semut mati dimanisan.
Perbincangan tersebut semakin mengemuka, ketika salah seorang Anggota DPRK Aceh Singkil Frida Siska yang hadir pada saat itu, sebut penanggulangan kemiskinan tidak harus dengan bantuan tapi dengan tekat masing - masing.
Acara tersebut juga terlihat santai selain diselingi dengan lagu dan musik grup band Messenina Caffe juga dibarengi dengan sesi tanya jawab.
Samsul kembali menyampaikan, 2019 adalah ambang batas status Kemiskinan harus dituntaskan manaka tidak ada perubahan berdampak terhadap pembubaran daerah atau dimerger dengan kabupaten kota yg mampu, Itu yang perlu dikhawatirkan.
Menurutnya banyak sumber daya alam yang belum terkelola dengan baik.
Perlahan - lahan isu kemiskinan Aceh Singkil mengemuka ketika Herlin salah seorang pemuda sebut Kemiskinan terjadi akibat terlalu membudayanya kemiskina.
Menurutnya budaya kemiskinan semakin tampil dimana pemerintah menjalankan program plat kuning semakin membuka kran untuk masyarakat berlomba miskin dengan tujuan dapat bantuan.
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018