Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) telah mengirimkan stok bantuan logistik untuk mengantisipasi bencana alam susulan akibat praktek perambahan dalam kawasan hutan di Aceh Tenggara, Selasa (23/4).
"Pengiriman bantuan logistik ini dimaksudkan untuk mengantisipasi, seperti peristiwa banjir atau longsor susulan. Kedua peristiwa itu, pernah terjadi tahun ini," kata Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Rabu.
Ia menerangkan, bantuan yang disalurkan berupa beras sebanyak 400 sak dengan masing-masing per sak 15 kilogram atau enam ton, mie instan 350 dus, dan minyak goreng 350 liter. Selain itu ikan sarden sebanyak 960 kaleng, air mineral dengan ukuran gelas sebanyak 300 dus, dan terakhir gula pasir berjumlah 150 kilogram.
"Penyerahan bantuan logistik ini, dilakukan di kantor BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Dan diterima oleh Kepala Gudang Logistik dan Peralatan BPBD Aceh Tenggara Habibullah," katanya.
Seperti diketahui, BPBD Aceh Tenggara telah menetapkan Status Keadaan Masa Siaga dengan mengirimkan surat permohonan bantuan logistik ke BPBA No.360/48/2019 tanggal 4 April 2019 mengingat minimnya ketersediaan logistik di BPBD setempat.
Hal ini terjadi setelah Bupati Aceh Tenggara Raidin Pinem mengeluarkan Surat Keputusan No.364/74/2019 pada tanggal 4 April 2019 tentang Penetapan Status Keadaan Masa Siaga Darurat Bencana Banjir pada lima kecamatan di Aceh Tenggara tahun 2019.
"Mengingat kondisi cuaca di Aceh Tenggara, masih sangat besar berpotensi terjadi hujan lebat, dan bisa berakibat terjadinya banjir atau longsor. Kami ingin menjamin ketersediaan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana, dapat tertangani secara cepat," tegas Dadek.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati sebelumnya mengatakan, bahwa hujan masih mengguyur beberapa wilayah dari mulai Aceh hingga Papua, meski Indonesia mulai memasuki musim kemarau.
"Meskipun Indonesia memasuki musim kemarau, tetap ada potensi hujan. Sebagian mengalami hujan, tetapi sebagian ada yang berpeluang terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata Dwikorita.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Pengiriman bantuan logistik ini dimaksudkan untuk mengantisipasi, seperti peristiwa banjir atau longsor susulan. Kedua peristiwa itu, pernah terjadi tahun ini," kata Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Rabu.
Ia menerangkan, bantuan yang disalurkan berupa beras sebanyak 400 sak dengan masing-masing per sak 15 kilogram atau enam ton, mie instan 350 dus, dan minyak goreng 350 liter. Selain itu ikan sarden sebanyak 960 kaleng, air mineral dengan ukuran gelas sebanyak 300 dus, dan terakhir gula pasir berjumlah 150 kilogram.
"Penyerahan bantuan logistik ini, dilakukan di kantor BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Dan diterima oleh Kepala Gudang Logistik dan Peralatan BPBD Aceh Tenggara Habibullah," katanya.
Seperti diketahui, BPBD Aceh Tenggara telah menetapkan Status Keadaan Masa Siaga dengan mengirimkan surat permohonan bantuan logistik ke BPBA No.360/48/2019 tanggal 4 April 2019 mengingat minimnya ketersediaan logistik di BPBD setempat.
Hal ini terjadi setelah Bupati Aceh Tenggara Raidin Pinem mengeluarkan Surat Keputusan No.364/74/2019 pada tanggal 4 April 2019 tentang Penetapan Status Keadaan Masa Siaga Darurat Bencana Banjir pada lima kecamatan di Aceh Tenggara tahun 2019.
"Mengingat kondisi cuaca di Aceh Tenggara, masih sangat besar berpotensi terjadi hujan lebat, dan bisa berakibat terjadinya banjir atau longsor. Kami ingin menjamin ketersediaan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana, dapat tertangani secara cepat," tegas Dadek.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati sebelumnya mengatakan, bahwa hujan masih mengguyur beberapa wilayah dari mulai Aceh hingga Papua, meski Indonesia mulai memasuki musim kemarau.
"Meskipun Indonesia memasuki musim kemarau, tetap ada potensi hujan. Sebagian mengalami hujan, tetapi sebagian ada yang berpeluang terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata Dwikorita.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019