Permintaan telur broiler di Pasar Tani, Lampineung, Kota Banda Aceh menjelang Lebaran 2019 meningkat dari 700 lempeng (30 butir) menjadi 1.000 lempeng.

"Hari ini kami membawa 1.000 lempeng telur sudah laku semua," kata Kepala UPTD Balai Ternak Non-Ruminansia, Ramli Hasan melalui Kasi Pakan Ternak Non-Ruminansia Andriani di Pasar Tani, Lampineung, Kota Banda Aceh, Rabu.

Menurut dia, permintaan telur broiler meningkat karena kebutuhan untuk membuat kue menjelang Idulfitri 1440 Hijriah.

Harga telur Rp35 ribu per lempeng di Pasar Tani, sementara di pasar lainnya antara Rp38 ribu dan Rp40 ribu/lempeng.

Telur broiler yang dijual di Pasar Tani, Lampineung, Banda Aceh merupakan hasil produksi lokal di UPTD Balai Ternak Non-Ruminansia, Blang Bintang, Aceh Besar.

Produksi telur broiler lokal itu, kata dia, masih terbatas dan belum mampu memenuhi permintaan pasar. Untuk memenuhi permintaan pasar, masih mendatangkan dari Sumatera Utara.

Panitia Pasar Tani Yani Saputri mengatakan bahwa semua jenis barang di Pasar Tani lebih murah Rp2.000,00 daripada harga di pasar tradisional.

Ia menyebutkan harga hortikultura di Pasar Tani, yakni cabai merah Rp40 ribu/kg, cabai hijau Rp18 ribu/kg, cabai rawet Rp28 ribu/kg, tomat lokal Rp13 ribu/kg, dan bawang merah Rp33 ribu/kg.

Untuk harga sayur-mayur, seperti brokoli Rp16 ribu/kg, kol Rp5.000,00/kg, terong ungu Rp8.000,00/kg, dan terong kecil Rp7.000,00/kg.

Selanjutnya, harga wortel Rp7.000,00/kg, kentang Rp9.000,00/kg, buncis Rp9.000,00/kg, ketela Rp6.000,00/kg, dan ubi kayu Rp10 ribu/kg.

"Semua barang yang didagangkan di sini hasil pertanian lokal di Sare, Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar dan sekitarnya," katanya.

Distanbun Aceh juga menegaskan bahwa produksi pertanian provinsi paling barat Sumatera yang dijual di Pasar Tani bebas dari zat kimia maupun pengawet.

"Semua sayur-mayur yang dijual di sini (Pasar Tani) masih sangat segar dan petani lokal masih mempertahankan pupuk organik," kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh Cut Huzaimah.

Sayur-mayur, buah-buahan, dan pangan yang diperdagangkan di Pasar Tani, menurut Cut Huzaima, merupakan produksi petani lokal serta bebas dari bahan pengawet atau zat kimia.

Ia menjelaskan bahwa Pasar Tani hadir untuk menyuarakan aspirasi warga tani dan masyarakat secara umum karena  petani mengeluh harga jual murah saat panen. Sebaliknya, pembeli pun mengeluh harga barang mahal di pasar.

Pasar Tani tersebut melibatkan Asosiasi Pelaku Usaha Pertanian, UMKM, Kelompok Tani Wanita (KTW), dan warga tani binaan penyuluh pertanian lainnya.

Distanbun Aceh meluncurkan Pasar Tani sejak 10 Oktober 2018. Selama bulan puasa digelar setiap Rabu.

Pewarta: Irman Yusuf

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019