Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam rilis yang diterima Antara menyebutkan, aktivitas sesar Sorong-Bacan menjadi pemicu terjadinya gempa magnitudo 7,2 di wilayah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Propinsi Maluku, Minggu (14/7).

"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal," kata Triyono.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan lindu di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar.

Guncangannya dilaporkan dirasakan di daerah Obi V MMI (getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Labuha III MMI, Manado, Ambon II-III MMI, Ternate, Namlea, Gorontalo, Raja Ampat, Sorong, dan Bolaang Mongondow II MMI.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut dan dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

"Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hindari juga bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," ajaknya.

Warga juga diharapkan memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke rumah.

Selain itu, warga diharapkan memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.

Hari Minggu pukul 16:10:51 WIB, wilayah Kabupaten Halmahera Selatan diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan M=7,2.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 63 kilometer arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Propinsi Maluku Utara pada kedalaman 10 kilometer.


 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019