Pelatih tim nasional Senegal, Aliou Cisse, menegaskan bahwa kekalahan 0-1 dari Aljazair pada fase penyisihan Grup C Piala Afrika 2019 menjadi bahan bakar timnya melaju hingga ke final dan akan menghadapi lawan yang sama di Stadion Internasional Kairo, Mesir, Sabtu (20/7) dini hari WIB.
"Kami terpeleset. Aljazair tim hebat dan kami menghormati mereka, tapi sekarang kami di final dan bertekad untuk meraih kemenangan," kata Cisse dilansir AFP, Jumat dini hari WIB.
"Kekalahan di fase grup membuat kami berkesempatan menemukan kembali motivasi dan menjadi lebih kuat," ujarnya menambahkan.
Gol pemain sayap Youcef Belaili yang memenangkan Aljazair dua pekan lalu hingga saat ini masih menjadi satu-satunya gol yang masuk ke gawang Senegal sepanjang turnamen.
Senegal lolos sebagai runner-up Grup C dan lantas menyingkirkan Uganda, Benin dan Tunisia dengan skor yang sama yakni 1-0 untuk mencapai final.
"Final adalah pertandingan yang berbeda. Kami tenang dan sarat konsentrasi diperkuat pemain-pemain hebat dan tim yang padu," kata Cisse.
Baca juga: Dua sahabat bertempur jadi yang terbaik di Afrika
Hal serupa diutarakan oleh sayap muda Senegal, Krepin Diatta, yang mengaku memetik pelajaran besar dari kekalahan kontra Aljazair di fase grup.
"Kami terpeleset pada pertemuan pertama melawan Aljzair dan memahami itu serta memetik pelajaran dari sana," katanya.
Baik Cisse maupun Diatta tentu tak mau mengulangi kegagalan penampilan partai final terakhir mereka bersama negaranya.
Cisse merupakan kapten Senegal pada Piala Afrika 2002 dan gagal melakoni tugasnya sebagai algojo pamungkas dalam adu penalti di partai final yang membuat Kamerun keluar sebagai juara.
Sedangkan Diatta dua tahun lalu tampil di final Piala Afrika U20, namun Senegal menelan kekalahan 0-2 melawan Zambia.
Baca juga: Lima hal perlu diketahui dari Aljazair, Senegal
Tekad itu juga menghadapi tantangan semakin berat mengingat bek tengah andalan Senegal, Kalidou Koulibaly, harus absen dari partai final karena akumulasi kartu kuning.
Namun, alih-alih menyebutnya sebagai hadangan, Cisse menegaskan rekan-rekan Kalidou akan berusaha membawa pulang trofi Piala Afrika 2019 untuk bek Napoli tersebut.
"Kalidou adalah pemain spesial dan salah satu bek terbaik di dunia. Saya tentu sedih ia tak bisa bermain karena ia petarung hebat dan berkarakter," katanya.
"Tentu sebuah kehilangan bagi kami, tapi ini tim dengan 23 pemain, termasuk mereka yang bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Kalidou. Kami akan bermain untuknya besok," pungkas Cisse.
Senegal berpeluang menjuarai Piala Afrika pertama mereka setelah hanya berakhir menjadi runner-up pada 2002.
Baca juga: Fakta-fakta finalis 2019, Aljazair dan Senegal
Baca juga: Hasil undian kualifikasi Piala Afrika 2021
Baca juga: Obi Mikel pensiun dari timnas Nigeria
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Kami terpeleset. Aljazair tim hebat dan kami menghormati mereka, tapi sekarang kami di final dan bertekad untuk meraih kemenangan," kata Cisse dilansir AFP, Jumat dini hari WIB.
"Kekalahan di fase grup membuat kami berkesempatan menemukan kembali motivasi dan menjadi lebih kuat," ujarnya menambahkan.
Gol pemain sayap Youcef Belaili yang memenangkan Aljazair dua pekan lalu hingga saat ini masih menjadi satu-satunya gol yang masuk ke gawang Senegal sepanjang turnamen.
Senegal lolos sebagai runner-up Grup C dan lantas menyingkirkan Uganda, Benin dan Tunisia dengan skor yang sama yakni 1-0 untuk mencapai final.
"Final adalah pertandingan yang berbeda. Kami tenang dan sarat konsentrasi diperkuat pemain-pemain hebat dan tim yang padu," kata Cisse.
Baca juga: Dua sahabat bertempur jadi yang terbaik di Afrika
Hal serupa diutarakan oleh sayap muda Senegal, Krepin Diatta, yang mengaku memetik pelajaran besar dari kekalahan kontra Aljazair di fase grup.
"Kami terpeleset pada pertemuan pertama melawan Aljzair dan memahami itu serta memetik pelajaran dari sana," katanya.
Baik Cisse maupun Diatta tentu tak mau mengulangi kegagalan penampilan partai final terakhir mereka bersama negaranya.
Cisse merupakan kapten Senegal pada Piala Afrika 2002 dan gagal melakoni tugasnya sebagai algojo pamungkas dalam adu penalti di partai final yang membuat Kamerun keluar sebagai juara.
Sedangkan Diatta dua tahun lalu tampil di final Piala Afrika U20, namun Senegal menelan kekalahan 0-2 melawan Zambia.
Baca juga: Lima hal perlu diketahui dari Aljazair, Senegal
Tekad itu juga menghadapi tantangan semakin berat mengingat bek tengah andalan Senegal, Kalidou Koulibaly, harus absen dari partai final karena akumulasi kartu kuning.
Namun, alih-alih menyebutnya sebagai hadangan, Cisse menegaskan rekan-rekan Kalidou akan berusaha membawa pulang trofi Piala Afrika 2019 untuk bek Napoli tersebut.
"Kalidou adalah pemain spesial dan salah satu bek terbaik di dunia. Saya tentu sedih ia tak bisa bermain karena ia petarung hebat dan berkarakter," katanya.
"Tentu sebuah kehilangan bagi kami, tapi ini tim dengan 23 pemain, termasuk mereka yang bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Kalidou. Kami akan bermain untuknya besok," pungkas Cisse.
Senegal berpeluang menjuarai Piala Afrika pertama mereka setelah hanya berakhir menjadi runner-up pada 2002.
Baca juga: Fakta-fakta finalis 2019, Aljazair dan Senegal
Baca juga: Hasil undian kualifikasi Piala Afrika 2021
Baca juga: Obi Mikel pensiun dari timnas Nigeria
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019