Banda Aceh (ANTARA) - Wakil Ketua Dekranasda Aceh Dyah Erti Idawati menyatakan lokasi Conservation Respons Unit (CRU) Sampoinet yang tidak terjangkau jaringan sinyal selular, harus dijadikan sebagai nilai jual tersendiri bagi kawasan ini untuk menjaring wisatawan.
“Tidak aktifnya gadget atau gawai selama berada di CRU ini, akan lebih baik bagi intensitas interaksi sosial antar peserta camping,” kata
Dyah Erti Idawati di Aceh Jaya, Sabtu.
Pernyataan itu disampaikannya di sela sela membuka ‘Camping 100 Tenda’ yang digagas oleh sekelompok anak muda yang tergabung di lembaga Discover Nanggroe, di Balee CRU Samponiet.
Dirinya merasa sangat senang dengan suasana hari ini, semua terlihat akrab dan sibuk dalam diskusi-diskusi kecil.
Menurut dia salah satu faktornya tentu saja, tidak ada jaringan seluler di sini, sehingga membuat para peserta lebih akrab.
Ia mengatakan keadaan tersebut juga menjadi kekhususan, menjadi paket wisata yang bisa dijual yakni Camping tanpa Gadget di CRU Sampoiniet.
Dalam kesempatan tersebut, Dyah Erti juga mengapresiasi keterlibatan generasi muda Aceh, dalam upaya mempromosikan destinasi wisata di Bumi Serambi Mekah.
Menurut Dyah, inisiasi Camping 100 Tenda yang digawangi oleh anak-anak muda, menjadi bukti bahwa generasi muda Aceh siap bergabung dengan Pemerintah untuk memajukan industri pariwisata Aceh.
Dekranasda: Camping tanpa Gawai di CRU Sampoiniet Jadi salah satu nilai tambah
Minggu, 10 November 2019 23:07 WIB