Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh mengedukasi para pelajar tentang pendidikan kebencanaan, khususnya peristiwa gempa bumi dan tsunami serta mitigasi bencana.
“Fokus kita edukasi tentang gempa bumi. Bagaimana gempa bumi terjadi, kenapa Indonesia rawan bencana gempa bumi dan apa yang harus dilakukan adik-adik ini saat gempa bumi,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh Djati Cipto Kuncoro di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan Djati saat melakukan sosialisasi tentang gempa bumi dan tsunami di MAN Model Kota Banda Aceh. Pihaknya sepanjang 2019 telah menyambangi beberapa sekolah untuk mensosialisasi tentang gempa bumi dan mitigasi bencana.
Dia menyebutkan hingga saat ini belum ada satu pun yang dapat memprediksi terjadinya gempa bumi. Maka sebab itu dianggap sangat penting mensosialisasikan terkait bencana gempa bumi dan tsunami kepada para pelajar di semua jenjang sekolah.
“Sampai saat ini kita tidak tahu kapan terjadi gempa bumi, apakah terjadi ketika adik-adik sekolah, pagi, siang, atau malam hari. Jadi tujuan kegiatan kita ini bagaimana yang harus dilakukan sebelum gempa bumi, saat gempa bumi, dan setelah gempa bumi,” katanya.
Menurut dia salah satu alasan dilakukan program tersebut mengingat provinsi paling barat Indonesia itu rawan terjadinya gempa bumi. Pihaknya mencatat sepanjang 2019 rata-rata per bulannya terdapat sekitar 300 kali terjadi gempa bumi tektonik, di daratan.
“Kalau sejak Januari 2019 sampai sekarang ada yang satu bulan itu sekitar 200 kali gempa bumi tektonik di Aceh. Namun bukan berarti dapat dirasakan semua, ada gempa bumi yang terasa oleh alat kita tapi tidak terasa oleh kita yang ada di permukaan bumi,” katanya.
Sejauh ini menurut Djati ada sekolah di Aceh yang dianggap sebagai sekolah aman bencana. Di beberapa sekolah tersebut ada yang telah dicantumkan rambu-rambu jalur evakuasi, sehingga memudahkan siswa saat proses mitigasi bencana.
“Ada juga sekolah yang belum memasangkan rambu-rambu evakuasi ini, tapi kita terus melakukan sosialisasi terkait peletakan rambu-rambu evakuasi ini,” katanya.