Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia merencanakan penjemputan Warga Negara Indonesia yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) di kapal pesiar Dream Word yang diduga terpapar virus corona dengan menggunakan kapal milik TNI AU.
"Rencana pemerintah dalam melindungi WNI yaitu menjemput mereka menggunakan kapal TNI AU," kata Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Terdapat 84 kasus COVID-19 di Singapura
Secara teknis, kapal milik TNI AU tersebut akan bertemu dengan Kapal Pesiar Dream Word di perairan internasional di dekat Pulau Bintan. Namun, kapal tidak akan langsung berpapasan melainkan para WNI turun menggunakan sekoci.
"Tapi tidak menempel. Mereka turun pakai sekoci kemudian bergerak ke kapal TNI," kata dia.
Baca juga: China laporkan 1.749 kasus baru infeksi virus corona pada 18 Februari
Dikatakan, sebelumnya kapal pesiar Dream Word tersebut menurunkan seluruh penumpang di Hongkong. Selepas itu, kapal berbendera Malaysia itu langsung berlayar tanpa penumpang, namun masih ada sekitar 1.104 ABK.
"Dari jumlah ABK tersebut sekitar 270 an orang merupakan WNI," katanya.
Ia mengatakan pada waktu seluruh penumpang sudah turun, otoritas Hongkong langsung melakukan pemeriksaan kepada seluruh awak kapal menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan semuanya negatif.
Namun, beberapa hari setelah penumpang turun dari kepal tersebut salah seorang dari mereka diketahui atau dilaporkan positif terserang virus corona.
"Pada saat pemeriksaan kapal sudah berlayar lagi tanpa penumpang arah ke Malaysia," ujar dia.
Setelah ada informasi satu orang penumpang positif corona, maka semua negara menolak Kapal Pesiar Dream Word untuk bersandar. Posisi terakhir kapal tersebut meminta izin untuk besandar di wilayah Bintan tapi pemerintah Indonesia menolak.
"Sekarang kapal itu berada di perairan internasional dekat Bintan," kata dia.
Penjemputan WNI terpapar corona di kapal pesiar gunakan kapal TNI
Jumat, 21 Februari 2020 16:09 WIB
Dari jumlah ABK tersebut sekitar 270 an orang merupakan WNI