Takengon, Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah mulai membahas rencana percepatan pembangunan terminal peti kemas (dry port) di daerah itu sebagai terminal pengatur arus distribusi ekspor kopi gayo.
Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar menginstruksikan jajarannya untuk dapat mendukung kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan guna percepatan pembangunan dry port tersebut.
Shabela berharap pembangunan dry port dapat segera direalisasikan karena akan sangat membantu distribusi ekspor kopi gayo yang akan langsung dikemas di daerah asalnya sebelum diangkut oleh kapal melalui Pelabuhan Belawan di Medan Sumatera Utara.
"Serta diharapkan mampu memicu multiplier effect dan nilai tambah dari perdagangan ekspor kopi," kata Shabela Abubakar dalam rapat kerja bersama jajarannya, Selasa.
Shabela menyampaikan bahwa usulan pembangunan dry port di Kabupaten Aceh Tengah telah digagas sejak lima tahun lalu.
Menurutnya saat ini usulan tersebut sudah mulai ada titik terang dan dukungan dari pemerintah pusat sehingga harus segera ditindaklanjuti serius oleh pemerintah daerah.
Diantaranya dengan segera menjajaki areal atau lokasi yang dapat dijadikan sebagai calon tempat pembangunan dry port dimaksud.
Keberadaan terminal peti kemas atau dry port di daerah ini kata Shabela sangat diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lewat perdagangan kopi yang menjadi komoditi unggulan daerah.
Selain itu kata Shabela yang terpenting adalah dapat menjaga reputasi kopi gayo serta memberikan perlindungan terhadap Indikasi Geografis (IG) kopi arabica gayo yang dihasilkan dari Dataran Tinggi Gayo.
"Selama ini disinyalir dijadikan sebagai oplosan maupun brand lain bagi kopi-kopi dari luar Gayo, terutama kopi dari Sumatera Utara," kata Shabela Abubakar.
Aceh Tengah akan bangun terminal peti kemas ekspor kopi gayo
Selasa, 24 Maret 2020 21:16 WIB
Serta diharapkan mampu memicu multiplier effect dan nilai tambah dari perdagangan ekspor kopi