Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh diminta segera memaksimalkan keberadaan Pelabuhan Bebas Sabang untuk memasok kebutuhan pokok masyarakat selama masa darurat COVID-19.
Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Banda Aceh Dato' H Koko Hariyatna di Banda Aceh, Rabu, dengan kondisi darurat seperti sekarang ini hampir semua harga barang kebutuhan pokok, seperti gula terus meningkat.
"Sekarang ini, pasokan gula dari Medan, Sumatera Utara, sudah dihentikan. Harga gula di Aceh sudah mencapai Rp1,1 juta per zak, ukuran 50 kilogram," kata Koko Hariyatna.
Koko Hariyatna yang akrab disapa Haji Embong mengatakan dalam kondisi seperti ini Pemerintah Aceh harus memanfaatkan pelabuhan dan kawasan perdagangan bebas Sabang.
Menurut dia, Pemerintah Aceh bisa memasok gula impor ke Pelabuhan bebas Sabang. Di mana, semua barang impor yang masuk ke kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang tidak dipungut pajak.
Selanjutnya, Pemerintah Aceh harus segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan instansi lainnya bagaimana barang kebutuhan pokok tersebut dapat dipasok ke daratan Aceh.
"Kami yakin pemerintah pusat memberi solusi sepanjang apa yang dilakukan Pemerintah Aceh untuk menangani kebutuhan barang pokok masyarakat Aceh selama masa darurat COVID-19," kata Haji Embong.
Begitu juga dengan kebutuhan medis, seperti etanol dan lainnya, kata Haji Embong, Pemerintah Aceh juga bisa memanfaatkan kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang sebagai pintu masuk barang tersebut.
"Kami berharap Pemerintah Aceh memanfaatkan keberadaan pelabuhan bebas Sabang untuk memasok kebutuhan yang diperlukan masyarakat saat masa darurat COVID-19," kata Haji Embong.
Pemerintah Aceh diminta maksimalkan pelabuhan bebas Sabang
Rabu, 25 Maret 2020 18:05 WIB
Sekarang ini, pasokan gula dari Medan, Sumatera Utara, sudah dihentikan. Harga gula di Aceh sudah mencapai Rp1,1 juta per zak, ukuran 50 kilogram