Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh menyatakan sesuai dengan hasil survei yang dilakukan secara daring kepada pelaku UMKM di daerah setempat 58 responden mengakui mahalnya bahan baku selama COVID-19.
"Survei ini kita lakukan kepada seluruh UMKM yang ada di Aceh, namun yang mengisi formulir survei yang dilakukan secara daring ini hanya 819 UMKM,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Aceh, Wildan di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan selama pandemi COVID-19 yang melanda Aceh khususnya dan Indonesia umumnya, pihaknya melakukan pendataan kepada para pelaku usaha dan koperasi yang terdampak di Aceh.
Ada pun dampak yang dirasakan oleh pelaku usaha sesuai dengan hasil survei yang dilakukan kepada pelaku usaha tersebut seperti penurunan omzet, harga bahan baku mengalami kenaikan dan kurangnya pasokan bahan baku.
Selain melakukan pendataan melalui survei daring, pihaknya juga meminta Kabupaten/Kota melakukan pendataan dan juga membuat market place berupa web untuk belanja online seperti Acehsale.co.id.
"Kita juga melibatkan 88 UMKM yang ada dari 11 Kabupaten/Kota dan juga ada sekitar 1.803 jumlah penjahit," kata Wildan.
Wildan menjelaskan dari jumlah 2.679 usaha menengah yang terdampak akibat COVID-19 ada sekitar 1.625 pelaku usaha dan dari 30.780 pelaku usaha kecil sekitar 18.687 yang terdampak.
Ia menambahkan, dampak tersebut juga dirasakan oleh koperasi di Aceh yakni 33 persen dari total koperasi binaan provinsi sebanyak 75 unit. Sementara untuk koperasi yang masih aktif 57 dari total koperasi binaan instansi tersebut sebanyak 75 unit.
Pelaku UMKM keluhkan mahalnya bahan baku ditengah pandemi
Kamis, 11 Juni 2020 19:32 WIB