Banda Aceh (ANTARA) - Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, menilai, Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh berperan dalam menekan laju inflasi tiga tahun terakhir yang mengalami tren terus menurun, sehingga perekonomian di daerah tersebut tetap bergeliat.
"Pada 2017, inflasi Banda Aceh tercatat sebesar 4,86 persen, 2018 1,96 persen, dan pada 2019 lalu berhasil kita tekan lagi menjadi 1,38 persen saja. Tentu ini tak terlepas dari arahan dan dukungan Pak Zainal dan jajaran," ujar Aminullah di Banda Aceh, Selasa.
Ia mengatakan, bank sentral Indonesia di ibu kota provinsi berjuluk "Serambi Mekkah" selalu menjaga dan menurunkan tingkat inflasi di Banda Aceh pada 2019 cuma sekitar 1,38 persen, dan menjadi yang terbaik di Pulau Sumatera.
BI Provinsi Aceh juga turut mendukung program Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh dengan mengimplementasikan retribusi elektronik di Pelabuhan Ulee Lheue.
Data terakhir dimiliki Pemkot Banda Aceh menyebutkan, pilot project atau proyek percontohan pemungutan retribusi di kawasan Pelabuhan Ulee Lheue juga menunjukkan hasil yang menggembirakan.
"Dari hasil laporan yang saya terima, terjadi peningkatan penerimaan retribusi dari biasanya Rp1,2 juta per bulan menjadi Rp1,6-1,8 juta setiap bulannya," kata wali kota.
Ia menyatakan, Pemkot Banda Aceh bertekad untuk memperluas cakupan pelayanan transaksi non tunai terutama di tempat-tempat pelayanan publik.
Seperti diketahui, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyerahkan dua piagam penghargaan sekaligus kepada Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh Zainal Arifin Lubis sebelum pelaksanaan "high level meeting" berjudul "Elektronikasi Transaksi Pemko Banda Aceh" di Gedung BI Aceh, Senin (15/6).
Piagan pertama atas keberhasilan penurunan tingkat inflasi di Kota Banda Aceh pada 2019, dan piagam kedua implementasi retribusi elektronik di Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh.
"Saya pikir BI pantas mendapatkannya karena telah berkontribusi membawa Banda Aceh ke arah yang lebih baik," ungkap Wali Kota Aminullah.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh, Zainal Arifin usai menerima penghargaan menyampaikan rasa terima kasih pihaknya atas penghargaan yang diberikan oleh wali kota Banda Aceh tersebut.
"Terima kasih atas penghargaan ini, sungguh saya tidak menduganya. Karena tanpa diminta pun, kami komit untuk memperkuat ekonomi Banda Aceh lewat berbagai program dan kebijakan, salah satunya elektronikasi transaksi keuangan," katanya.
Pihaknya juga mendorong agar pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk terus mengoptimalkan pemanfataan transaksi non tunai, baik melalui internet/mobile banking maupun Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
"Dengan QR code, masyarakat dapat bertransaksi lebih aman, cepat, nyaman, dan efisien," terang dia.
"Penerimaan daerah melalui retribusi dan pajak pun akan semakin meningkat karena potensi 'kebocoran' dana sangat kecil jika menggunakan transaksi non tunai. UMKM akan terdata dan pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya lagi.
Sementara bagi pengusaha, lanjut dia, maka berpotensi meningkatkan penjualan, menekan biaya pengelolaan kas, terhindar dari uang palsu, dan banyak keuntungan lainnya. "Dan yang tak kalah penting di masa Covid-19 ini dapat menghindarkan penularan virus lewat uang kertas," ungkap Zainal.
Tekan inflasi tiga tahun terakhir, wali kota apresiasi BI Aceh
Selasa, 16 Juni 2020 19:03 WIB