Blangpidie (ANTARA) - Raut wajah Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim terlihat memerah saat mendengar laporan dari petani bahwa ongkos bajak lahan sawah dengan traktor 4WD milik Pemerintah Daerah dinaikkan dari Rp600 ribu- menjadi Rp800 ribu hektare.
“Kenapa bisa begitu pak Kadis Pertanian, jelaskan siapa operator traktor yang telah menaikkan ongkos bajak itu. Tolong telusuri dalam dua hari ini harus dapat, saya ingin pecat dia,” tegas Bupati Akmal di Blangpidie, Jumat
Pernyataan tersebut disampaikan bupati setelah mendengar laporan dari petani dalam musyawarah turun kesawah (Tron U Blang) Musim Tanam (MT) II gadu di Balai Penyuluhan Pertanian, Kecamatan Blangpidie.
Dandim 0110, Letkol CZI Ridha Has, Kapolres Muhammad Nasution, Kejari Nilawati, Kepala Dinas Pertanian, Nasruddin, Menteri Tani, Penyuluh dan ratusan Keujruen Blang (lembaga adat sawah) ikut musyawarah tersebut.
Saat berlangsungnya acara musyawarah, salah seorang petani dari Kecamatan Babahrot, menanyakan kepada Bupati Akmal tentang aturan ongkos bajak sawah dengan mengunakan traktor 4WD milik Pemerintah.
“Saya mahu tanyakan sedikit pak bupati. Pernah terjadi di daerah saya, ongkos garap sawah dengan traktor 4WD, pertama diambil Rp600 ribu per hektar. Kemudian garap kedua ongkosnya dinaikkan menjadi Rp800 ribu per hektar. Apa aturanya memang begitu ?,” kata Kejrueng Blang itu.
Saat mendengar laporan itu, raut wajah bupati Akmal Ibrahim langsung memerah, marah dan kesal karena selama ini Pemkab Abdya tidak pernah memerintahkan Dinas Pertanian ataupun pengelola traktor Pemerintah untuk menaikkan ongkos garap lahan sawah masyarakat.
“Ini kepala dinas pertanian yang jawab, kenapa begitu, pengelola traktor jawab yang tepat. Ini tidak boleh terjadi. Saya tidak pernah intruksikan ini. Siapa yang melakukannya harus didapat, saya ingin pecat dia,”tegasnya
Ia juga mengingatkan operator dan pengelola traktor milik Pemerintah agar tidak main-main dengan ongkos garap lahan sawah petani, jika terbukti menaikkan biaya diluar ketentuan maka resikonya harus ditangung sendiri, dan dipecat dari operator ataupun pengelola.
“Untuk membantu petani, saya sengaja menetapkan ongkos garap lahan sawah di Kabupaten Abdya ini termurah di Indonesia, yakni Rp600 ribu per hektar. Diluar sana itu rata-rata Rp1.200,000 per hektar,” katanya
Akmal akan pecat operator yang naikkan tarif bajak sawah di Abdya
Jumat, 17 Juli 2020 20:44 WIB