Banda Aceh (ANTARA) - Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh, Prof Samsul Rizal mengajak masyarakat di Provinsi Aceh untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari guna mencegah penyebaran COVID-19 di daerah setempat.
"Saya mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk dapat menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, ini tidak lain adalah untuk melindungi diri, keluarga dan juga masyarakat lainnya agar tidak terpapar COVID-19," katanya di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikannya terkait semakin meningkatnya kasus warga yang terpapar COVID-19 di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu dalam beberapa pekan terakhir.
Ia menganjurkan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan seperti selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dalam aktivitas dan menghindari kerumunan.
"Protokol kesehatan ini merupakan salah satu upaya yang dapat kita lakukan bersama untuk memotong mata rantai penyebaran, sehingga kasus positif COVID-19 di Aceh tidak semakin bertambah," katanya.
Ia juga mengingatkan jangan sampai kita menyesal jika kondisi semakin buruk, karena itu mari bersama-sama menjaga diri sendiri, keluarga dan kerabat agar tidak terpapar virus corona.
Ia mengatakan untuk penanganan COVID-19 yang melanda Aceh khususnya dan dunia umumnya, membutuhkan kesadaran bersama salah satunya disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh menyebutkan jumlah total pasien COVID-19 di provinsi setempat hingga Selasa (4/8) sebanyak 440 orang yang terdiri dari 285 masih dirawat, 138 sembuh dan 17 meninggal dunia.
[18:58, 8/4/2020] B IFDHAL: Rektor: Tes swab Unsyiah tersisa 3.000 orang
Laboratorium Infeksi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh saat ini masih mampu memeriksa tes swab COVID-19 berbasis real time polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk 3.000 orang kata pejabat di perguruan tinggi tersebut.
"Kita prediksikan jumlah pemeriksaan berbasis RT PCR di Unsyiah dapat berjalan hanya untuk kurun waktu satu bulan saja menyusul stok bahan habis pakai unsyiah tersisa untuk 3.000 pemeriksa," kata Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikannya menanggapi terancam berhentinya Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Aceh untuk memeriksa sampel COVID-19 akibat habisnya bahan pendukung kesehatan.
Ia menjelaskan stok bahan habis pakai yang ada di laboratorium Unsyiah yang tersisa saat ini untuk 3.000 pemeriksa yang diperkirakan masih bisa digunakan untuk satu bulan dalam kondisi normal.
Ia menyebutkan setiap hari laboratorium Infeksi Unsyiah memeriksa sekitar 50-200 sampel dan kasus yang terjadi di Aceh dalam beberapa pekan terakhir mengalami peningkatan.
"Jumlah pemeriksaan tes swab meningkat usai libur Idul Adha 1441 Hijriah," katanya.
Ia mengatakan untuk mengantisipasi hal terburuk tersebut, Unsyiah telah memesan kembali bahan pemeriksaan yang dibutuhkan ke beberapa penyuplai, namun kebutuhan yang diinginkan Unsyiah tidak sepenuhnya mampu dipenuhi oleh penyuplai.
Menurut dia tidak terpenuhinya secara maksimal kebutuhan yang dibutuhkan oleh Unsyiah tersebut disebabkan laboratorium dan provinsi lain di Indonesia juga membutuhkannya.
Unsyiah akan berupaya semaksimal mungkin untuk terus membantu masyarakat dan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Prof Samsul berharap semua pihak untuk bersinergis memberikan dukungan agar laboratorium Unsyiah dapat terus berjalan sebab selama ini pendanaan operasional laboratorium tersebut hanya berasal dari dana Unsyiah dan kerja sama.
"Secara institusi kita tidak memiliki banyak dana untuk menjalankan laboratorium ini. Kami mohon dukungan semua pihak untuk men-support, sehingga kami dapat membantu masyarakat dan meringankan beban pemerintah dalam penanganan COVID-19," katanya.
Rektor ajak masyarakat Aceh disiplin terapkan protokol kesehatan
Selasa, 4 Agustus 2020 20:02 WIB