Lhokseumawe (ANTARA) - Selama pandemi COVID-19 kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di beberapa sekolah di Aceh Utara untuk sementara tidak dibuka, sebagian siswa terpaksa harus belajar dengan menerapkan sistem dalam jaringan (daring).
Berbagai problematika dirasakan oleh para siswa dan bahkan juga dirasakan oleh para pengajar, salah satunya yakni tidak setiap siswa memiliki handphone yang digunakan sebagai pendukung pembelajaran daring.
Hanif salah satunya, warga Desa Pase Sentosa Kecamatan Simpang Keramat Aceh Utara mengaku sangat kesulitan untuk belajar secara daring karena keterbatasan finansial orang tuanya yang tidak mampu membeli handphone.
Namun kini, kebahagiaan tampak terpancar di raut wajah polos bocah kelas 6 SD Negeri 7 Simpang Keramat Aceh Utara itu saat menerima bantuan handphone untuk belajar daring dari Komunitas Gusdurian Peduli.
"Saya bersyukur dan rasanya sangat bahagia mendapatkan bantuan handphone dari Komunitas Gusdurian Peduli, bantuan ini akan nantinya akan saya gunakan untuk belajar di rumah,"kata Hanif, Rabu (28/10).
Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan bapak Masrudin dan ibu Fatimah itu sebelumnya sempat mengalami hal tidak mengenakkan dari teman-temannya karena tidak memiliki handphone untuk belajar daring, bahkan untuk menghindari hal tersebut dirinya lebih memilih menyendiri.
"Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa belajar daring, saya berjanji akan mempergunakan handphone ini untuk belajar secara bersungguh-sungguh agar dapat lebih berprestasi lagi di sekolah,"katanya seraya melompat kegirangan.
Sementara itu, Kordinator Gusdurian Peduli A’ak Abdullah Al-Kudus mengatakan bahwa bantuan handphone kepada siswa dari keluarga kurang mampu itu diberikan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dalam menunjang peningkatan pendidikan ditengah pandemi COVID-19.
"Pemberian bantuan berupa handphone tersebut dibagikan kepada siswa kurang mampu di sejumlah daerah termasuk di Aceh,"kata A'ak Abdullah.
Ia menambahkan, bantuan tersebut bermula dari inisiatif rekan-rekan di Komunitas Gusdurian Peduli akan adanya keluhan dari orang tua siswa bahwa anak-anak mereka tidak bisa mengikuti pembelajaran karena tidak memiliki handphone
"Oleh karena itu muncul gagasan "Yuk Kumpulkan Handphone". Awalnya hanya handphone bekas, namun pada praktiknya banyak yang menyumbang handphone baru. Alhamdulillah tingkat kepercayaan para dermawan dan antusiasme untuk membantu itu juga sangat tinggi,”katanya.
Gerakan pembagian handphone yang digagas oleh Komunitas Gusdurian Peduli yang berpusat di Jawa Timur itu sudah dimulai sejak awal Juli 2020 lalu. Hingga kini pihaknya telah menyalurkan handphone di lima wilayah yakni Surabaya, Malang, Kerawang dan Gorontalo serta Aceh.
Melihat gerakan teman-teman dan antusiasme masyarakat yang membantu serta banyaknya siswa yang membutuhkan handphone, pihaknya memutuskan menggalang donasi melalui kitabisa.com.
“Penyalurannya melalui seleksi, untuk orang-orang yang berhak menerima bantuan dan tentu dari kalangan tidak mampu. Dari teman-teman di Komunitas Gusdurian Peduli di tiap-tiap daerah akan bertugas melihat tetangga dekatnya atau orang-orang sekitar yang membutuhkan, maka mereka bantu,”katanya
Kemudian kata A'ak Abdullah, pihaknya mengaku belum berani menawarkan secara terbuka karena khawatir tidak dapat memenuhi permintaan dan timbul kecemburuan sosial.
“Kita juga tidak tahu seberapa banyak orang yang berdonasi. Jumlah handphone yang dibutuhkan sangat banyak dan harganya juga mahal, paling tidak sekitar Rp1,5 juta. Makanya sementara bantu yang ada di sekitar relawan di setiap daerah masing-masing,"katanya.
Kebahagiaan bocah pedalaman Aceh Utara menerima bantuan handphone untuk belajar daring
Rabu, 28 Oktober 2020 17:18 WIB