Tapaktuan, 12/11 (Antaraaceh) - Puluhan karyawan di PDAM Tirta Naga Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, melancarkan aksi mogok kerja, Rabu, sehingga operasional perusahaan air minum tersebut lumpuh total, mengakibatkan terganggunya pelayanan terhadap masyarakat.
Kepala Bidang Tekhnik PDAM Tirta Naga Asrol yang dimintai keterangannya membenarkan para karyawan di perusahaan tersebut telah melancarkan mogok kerja, sebagai aksi protes sikap arogansi direkturnya.
"Sebenarnya aksi mogok kerja karyawan itu telah mulai sejak Senin lalu, namun jumlahnya masih beberapa orang. Klimaksnya terjadi hari Rabu yakni aksi itu dilakukan oleh hampir mayoritas karyawan," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, kata Asrol, aksi mogok itu dipicu karena karyawan tidak bisa menerima sikap arogansi Direktur PDAM Tirta Naga Junaidi Zaid.
"Awal mula timbulnya aksi mogok kerja itu terjadi pada hari Senin. Saat itu direktur baru pulang dari acara peringatan hari Pahlawan. Baru sampai di kantor, direktur langsung memarahi dan membentak para karyawati yang bertugas di bagian kasir," ujar Asrol.
Sikap arogansi direktur yang tanpa sebab dan alasan yang jelas langsung main bentak-bentak dan memarahi karyawan itu, ternyata tidak dapat diterima oleh para karyawan di perusahaan tersebut.
Apalagi, kata Asrol, dasar direktur itu memarahi dan membentak karyawan disebabkan gencarnya pemberitaan beberapa media massa yang menyorot dan mengkritik kinerjanya.
"Ini yang tidak dapat diterima oleh para karyawan, sebab tidak ada hubungannya antara pemberitaan media massa dengan keberadaan karyawan di perusahaan itu. Sehingga dinilai tidak ada dasar bersikap arogan terhadap bawahannya," kata Asrol.
Di samping itu, tambah Asrol, direktur tersebut selama ini juga dinilai seperti tidak mampu menciptakan suasana kenyamanan di dalam kantor yakni baik antara dia dengan para karyawan maupun antara sesama karyawan.
"Selama ini dia juga terkesan seperti tidak mampu menjawab keluhan pelanggan terkait penyediaan air bersih. Bahkan kualitas pelayanan dinilai tambah menurun selama di bawah kepemimpinan dia. Sehingga mengakibatkan sorotan dan kritikan dari masyarakat terhadap PDAM semakin gencar selama ini," beber Asrol.
Hal itu, menurut Asrol, terjadi karena direktur tersebut tidak mengerti dan tidak mempunyai ilmu dan wawasan yang cukup mengenai dunia perusahaan air minum.
Celakanya lagi, kata Asrol, dengan bekal ilmu dan wawasan yang tergolong masih kurang menjabat Direktur PDAM, direktur yang berasal dari mantan karyawan salah satu perusahaan perbankan nasional ini, juga malas turun ke lapangan.
Aktivitas kerjanya sehari-hari yang lebih banyak dihabiskan di dalam ruangan kantor serta di atas meja itu dikritik oleh para karyawannya.
Misalnya, kata Asrol, jika sewaktu-waktu wilayah Aceh Selatan dilanda hujan lebat, suplai air ke rumah penduduk langsung diperintahkan untuk dimatikan, sebab jika tidak maka air yang masuk ke rumah penduduk berwarna kuning termasuk juga ikut lumpur di dalamnya.
"Kebijakan seperti itu mengundang aksi protes dari warga masyarakat selama ini, sebab masyarakat tidak bisa menerima kebijakan pemutusan air dalam jangka waktu lama. Sebab, PDAM Tirta Naga di bawah kepemimpinan direktur sebelumnya, justru tidak mematikan suplai air ke rumah penduduk meskipun kondisi hujan," ungkapnya.
Persoalan lainnya, kata Asrol, juga terjadi dalam hal pengelolaan proyek-proyek di PDAM tersebut. Yang salah satunya seperti proyek pemasangan Sambungan Rumah (SR) Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kecamatan Labuhan Haji.
Dasar pengunduran dirinya, ujar Asrol, di sebabkan karena ia merasa sudah tidak tahan lagi melihat sistem pelaksanaan pekerjaan proyek di bawah kendali oknum Direktur PDAM tersebut.
"Sekarang logika kita berfikir, masak saya selaku pimpro proyek bidang teknis, tapi saya tidak mengetahui pelaksanaan pengadaan material-material proyek, tiba-tiba sudah ada di lokasi, entah kapan diadakan serta entah siapa yang mengadakannya, agar nantinya tidak tersangkut masalah hukum makanya saya langsung mengajukan surat pengunduran diri," tandasnya.
Terkait persoalan yang sudah sangat komplik di tubuh PDAM tersebut, kabarnya kata Asrol, pihak Dewan Pengawas dibawah pimpinan Bahtiar AR telah mengultimatum Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra bahwa jika akhir tahun 2014 ini direktur tersebut tidak diganti maka pihak Dewan Pengawas yang akan mengajukan pengunduran diri kepada Bupati.
Persoalan mogok kerja karyawan PDAM Tirta Naga Tapaktuan tersebut juga mengundang perhatian dari sejumlah Anggota DPRK Aceh Selatan.
Dipimpin oleh Ketua Komisi C Tgk Adi Zulmawar sekitar pukul 12.00 WIB, belasan anggota DPRK Aceh Selatan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke kantor PDAM tersebut.
Dalam sidak itu, anggota DPRK Aceh Selatan mendapati bahwa suasana aktivitas kantor PDAM itu sepi dan kosong tidak ada karyawannya, sehingga menguatkan isu yang berembus bahwa para karyawan perusahana itu telah melancarkan aksi mogok kerja.
"Kami menyesalkan atas sikap para karyawan melancarkan aksi mogok kerja itu dan kami juga mengkritik kinerja oknum Direktur yang tidak mampu menciptakan suasana kenyamanan kerja dengan internal karyawan," kata Tgk Adi.
Legislator dari Partai Aceh meminta kepada Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH agar segera mengambil sikap untuk menyelesaikan persoalan itu.
"Kami meminta kepada saudara Bupati agar segera mengambil sikap tegas untuk menyelesaikan persoalan itu, agar jangan sampai terus berlarut-larut. Sebab persoalan air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat mendesak bagi masyarakat, ini sama hal nya jika PLN dan pihak Rumah Sakit melancarkan aksi mogok kerja, maka akan lumpuh hak-hak dasar masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang layak," tegasnya.
Di samping itu, kata Tgk Adi, menyikapi persoalan itu pihaknya atas nama Komisi C yang membidangi PDAM juga telah menjadwalkan pemanggilan pejabat PDAM, Dewan Pengawas serta Pejabat Pemkab Aceh Selatan yang terkait dengan PDAM ke Kantor DPRK dalam waktu dekat ini untuk dimintai keterangan dan penjelasannya perihal terjadinya aksi mogok kerja.
"Langkah pemanggilan ini sedang kami konsultasikan dengan pihak Sekretariat Dewan, agar jangan sampai terbentur dengan agenda kerja lainnya. Yang pasti pemanggilan ini tetap akan kami lakukan sesegera mungkin," tegas Tgk Adi.
Anggota DPRK lainnya, Hadi Surya STP mengatakan, aksi mogok kerja yang di lancarkan oleh karyawan PDAM tersebut menunjukkan bahwa persoalan yang terjadi di dalam tubuh perusahaan itu selama ini sudah sangat komplik serta apa yang terjadi sekarang ini merupakan klimaks dari sebelumnya.
"Persoalan yang terjadi di PDAM ini sudah menjadi persoalan daerah, sehingga sudah sepatutnya Bupati Aceh Selatan memberi perhatian serius untuk menyelesaikan persoalan ini agar jangan sampai terus belarut-larut," tegas Hadi Surya.
Sayangnya, Direktur PDAM Tirta Naga Junaidi Zaid saat hendak dikonfirmasi tidak berhasil, karena ketika didatangi ke kantornya yang bersangkutan tidak berada di tempat. Celakanya lagi, yang bersangkutan juga mematikan nomor HP nya sehingga tidak bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi.
Karyawan PDAM Tirta Naga Tapaktuan Mogok
Rabu, 12 November 2014 17:42 WIB