Tapaktuan, 24/11 (Antaraaceh) - Petani di Kabupaten Aceh Selatan menjerit akibat anjloknya harga dua komoditas unggulan, seperti pala dan kakao anjlok, karena permintaan lesu sementara produksi melimpah.
Harga minyak pala saat ini berada pada level terendah yakni Rp650.000 dari harga sebelumnya mencapai Rp1.050.000 per kilogram. Turunnya harga minyak pala itu, diikuti dengan turunnya harga pala basah mencapai 50 persen, yakni dari Rp40.000 kini turun menjadi Rp20.000 per bambu.
Tidak hanya pala, komoditas lainnya juga mengalami penurunan harga, seperti kakao dari sebelumnya Rp28.000 kini turun menjadi Rp15.000 per kilogram, pinang dari Rp10.000 turun menjadi Rp6.000 per kilogram.
Kondisi itu praktis mengakibatkan perekonomian masyarakat petani pala di daerah itu terjepit dan melarat. Pasalnya, anjloknya minyak pala serta komoditas lainnya itu di saat kondisi harga barang mengalami kenaikan yang sangat signifikan dampak dari kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.
“Kondisi turunnya harga minyak pala serta komoditas lainnya saat ini sangat menyengsarakan masyarakat. Sebab harga barang saat ini mulai naik pasca keluarnya kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi," kata Sulaiman salah seorang petani di Kecamatan Meukek.
Menurutnya, turunnya harga berbagai komoditas perkebunan di saat harga barang naik sangat terasa memberatkan perekonomian masyarakat setempat. Kondisi tersebut, menurutnya, telah berdampak kepada menurunnya daya beli masyarakat. Hal itu di buktikan dari lesunya daya beli di pusat-pusat perbelanjaan dalam Kabupaten Aceh Selatan salah satunya seperti yang terjadi di pasar Kutabuloh, Kecamatan Meukek.
Menurut amatannya, yang tidak terasa dampak dari turunnya harga komoditas pertanian serta naiknya harga BBM itu adalah kalangan pegawai negeri sipil (PNS) sedangkan masyarakat petani cukup merasakan dampak dari anjloknya komoditas pertanian tersebut.
Kondisi lesunya daya beli masyarakat itu, diakui oleh Husni salah seorang pedagang di Pasar Kutabuloh Kecamatan Meukek.
Menurutnya, pascakeluarnya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM secara perlahan-lahan telah berdampak kepada menurunnya daya beli masyarakat.
“Akibat lesunya daya beli masyarakat tersebut, telah mengakibatkan merosotnya pendapatan para pedagang di sini. Ada beberapa pedagang terpaksa harus menutup tokonya setengah hari karena daya beli lesu," sebutnya.
Menyikapi kondisi tersebut, naik Husni maupun Sulaiman meminta kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dan Pemerintah Aceh agar memberikan perhatian serius untuk mencari solusi terkait anjloknya harga berbagai komoditas pertanian tersebut.
Harga Komoditas Unggulan di Aceh Selatan Anjlok
Selasa, 25 November 2014 12:02 WIB