Tapaktuan, 22/2 (ANTARA Aceh) - Ratusan penumpang dan mobil truck barang yang ingin berangkat ke Pulau Simeulu, mengalami gagal berangkat dan sudah sejak beberapa pekan terakhir terlantar di Pelabuhan Penyeberangan Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan.
Hal itu disebabkan karena rute penyeberangan dari Labuhan Haji – Simeulu maupun sebaliknya mengalami kendala setelah dua kapal Feri yang selama ini beroperasi, satu di antaranya mengalami kerusakan sehingga harus naik dock di Pulau Sabang.
“Terjadi penumpukan penumpang dan mobil barang di Pelabuhan Labuhan Haji di sebabkan karena dari dua kapal yang selama ini beroperasi masing-masing yakni KM Sinabang dan KM Labuhan Haji, satu di antaranya yakni KM Labuhan Haji mengalami kerusakan sehingga harus naik dock di Sabang,†kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Aceh Selatan, Hamzah SH di Tapaktuan, Jumat (20/2).
Karena KM Labuhan Haji naik dock, sambung Hamzah, hanya KM Sinabang saja yang beroperasi sejak beberapa pekan terakhir. Karena kapal yang beroperasi tinggal satu sementara rute yang harus di lalui KM Sinabang cukup jauh yakni mulai Labuhan Haji - Singkil – Simeulu kemudian kembali lagi ke Labuhan Haji, sehingga memakan waktu cukup lama yakni mencapai berminggu-minggu baru kapal tersebut kembali lagi ke Labuhan Haji untuk mengangkut penumpang dan mobil barang menuju Simeulu.
“Karena dalam sekali beroperasi mengangkut penumpang membutuhkan waktu cukup lama, makanya terjadi penumpukan penumpang dan mobil barang cukup banyak di pelabuhan penyeberangan Labuhan Haji,†ucap Hamzah.
Rawan Pungli
Hamzah mengakui, dampak dari kondisi penumpukan penumpang dan mobil barang di Pelabuhan Penyeberangan Labuhan Haji sejak beberapa pekan terakhir, telah berembus isu bahwa telah terjadi pengutipan liar (pungli) sejumlah uang terhadap penumpang oleh oknum petugas di Pelabuhan di maksud.
“Isu pungli itu juga telah sampai ke telinga kami. Beberapa malam lalu, saya telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pelabuhan dan sempat mengumpulkan seluruh petugas di bawah jajaran Dinas Perhubungan, hasil pemeriksaan saya belum mendapatkan bukti ada oknum petugas kami yang melakukan pungli,†tegas Hamzah.
Dia menyatakan, hasil analisis dan kajian yang telah di lakukan sangat tipis peluang atau kemungkinan untuk melakukan tindakan pungli terhadap penumpang oleh petugas Dinas Perhubungan Pemkab Aceh Selatan.
Sebab, kata Hamzah, kewenangan yang di miliki oleh petugas dari Dinas Perhubungan hanya sebatas mengatur parkir kendaraan di seputaran areal Pelabuhan serta mengatur ketertiban penumpang dan mobil barang saat hendak naik ke atas Kapal feri.
Sedangkan terkait dengan penjualan tiket Kapal, menurut Hamzah itu langsung di tangani oleh pihak ASDP. Dimana setiap penumpang yang ingin berangkat langsung membeli tiket melalui pihak ASDP.
Sehingga, kata Hamzah, pihaknya menilai bahwa tidak mungkin ada oknum petugas dari Dinas Perhubungan yang melakukan pungli sebab sama sekali tidak ada hubungan dengan kepentingan penumpang untuk bisa mendapatkan tiket sehingga bisa berangkat lebih cepat.
“Yang ada kemungkinan penumpang melakukan lobi-lobi agar mendapatkan tiket serta bisa berangkat lebih cepat itu adalah melalui ASDP. Sedangkan dengan pihak kami sama sekali tidak ada hubungan sebab tidak ada kewenangan mengelola tiket,†tegas Hamzah.
Dia menambahkan, hasil informasi terakhir yang di dapatkan pihaknya menyebutkan bahwa Kapal KM Labuhan Haji yang selama ini naik dock di Sabang sudah selesai di perbaiki dan pada Jumat (20/2) sekitar pukul 10.00 WIB telah kembali lagi ke Pelabuhan penyeberangan Labuhan Haji dan siap memberangkatkan kembali penumpang ke Simeulu.
“Dengan demikian rute penyeberangan dari Labuhan Haji ke Simeulu sudah bisa normal seperti sebelumnya yakni dua kali trip dalam seminggu,†sebutnya.
Dengan telah kembalinya KM Labuhan Haji itu, pihaknya berharap persoalan penumpukan penumpang dan mobil barang di Pelabuhan Labuhan haji bisa teratasi segera sehingga dugaan tindakan pungli seperti isu yang berumbus selama ini tidak terjadi lagi.
“Sebab jika penumpang dan mobil barang menumpuk, sangat terbuka lebar terjadi pungli. Sebab penumpang dan sopir mobil tetap akan berupaya melobi oknum petugas yang menjual tiket. Bisa jadi orang yang telah duluan membeli tiket di geser atau di batalkan dulu keberangkatannya lalu di ganti dengan penumpang yang telah membayar harga tiket lebih,†ungkapnya.
Hal itu disebabkan karena rute penyeberangan dari Labuhan Haji – Simeulu maupun sebaliknya mengalami kendala setelah dua kapal Feri yang selama ini beroperasi, satu di antaranya mengalami kerusakan sehingga harus naik dock di Pulau Sabang.
“Terjadi penumpukan penumpang dan mobil barang di Pelabuhan Labuhan Haji di sebabkan karena dari dua kapal yang selama ini beroperasi masing-masing yakni KM Sinabang dan KM Labuhan Haji, satu di antaranya yakni KM Labuhan Haji mengalami kerusakan sehingga harus naik dock di Sabang,†kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Aceh Selatan, Hamzah SH di Tapaktuan, Jumat (20/2).
Karena KM Labuhan Haji naik dock, sambung Hamzah, hanya KM Sinabang saja yang beroperasi sejak beberapa pekan terakhir. Karena kapal yang beroperasi tinggal satu sementara rute yang harus di lalui KM Sinabang cukup jauh yakni mulai Labuhan Haji - Singkil – Simeulu kemudian kembali lagi ke Labuhan Haji, sehingga memakan waktu cukup lama yakni mencapai berminggu-minggu baru kapal tersebut kembali lagi ke Labuhan Haji untuk mengangkut penumpang dan mobil barang menuju Simeulu.
“Karena dalam sekali beroperasi mengangkut penumpang membutuhkan waktu cukup lama, makanya terjadi penumpukan penumpang dan mobil barang cukup banyak di pelabuhan penyeberangan Labuhan Haji,†ucap Hamzah.
Rawan Pungli
Hamzah mengakui, dampak dari kondisi penumpukan penumpang dan mobil barang di Pelabuhan Penyeberangan Labuhan Haji sejak beberapa pekan terakhir, telah berembus isu bahwa telah terjadi pengutipan liar (pungli) sejumlah uang terhadap penumpang oleh oknum petugas di Pelabuhan di maksud.
“Isu pungli itu juga telah sampai ke telinga kami. Beberapa malam lalu, saya telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pelabuhan dan sempat mengumpulkan seluruh petugas di bawah jajaran Dinas Perhubungan, hasil pemeriksaan saya belum mendapatkan bukti ada oknum petugas kami yang melakukan pungli,†tegas Hamzah.
Dia menyatakan, hasil analisis dan kajian yang telah di lakukan sangat tipis peluang atau kemungkinan untuk melakukan tindakan pungli terhadap penumpang oleh petugas Dinas Perhubungan Pemkab Aceh Selatan.
Sebab, kata Hamzah, kewenangan yang di miliki oleh petugas dari Dinas Perhubungan hanya sebatas mengatur parkir kendaraan di seputaran areal Pelabuhan serta mengatur ketertiban penumpang dan mobil barang saat hendak naik ke atas Kapal feri.
Sedangkan terkait dengan penjualan tiket Kapal, menurut Hamzah itu langsung di tangani oleh pihak ASDP. Dimana setiap penumpang yang ingin berangkat langsung membeli tiket melalui pihak ASDP.
Sehingga, kata Hamzah, pihaknya menilai bahwa tidak mungkin ada oknum petugas dari Dinas Perhubungan yang melakukan pungli sebab sama sekali tidak ada hubungan dengan kepentingan penumpang untuk bisa mendapatkan tiket sehingga bisa berangkat lebih cepat.
“Yang ada kemungkinan penumpang melakukan lobi-lobi agar mendapatkan tiket serta bisa berangkat lebih cepat itu adalah melalui ASDP. Sedangkan dengan pihak kami sama sekali tidak ada hubungan sebab tidak ada kewenangan mengelola tiket,†tegas Hamzah.
Dia menambahkan, hasil informasi terakhir yang di dapatkan pihaknya menyebutkan bahwa Kapal KM Labuhan Haji yang selama ini naik dock di Sabang sudah selesai di perbaiki dan pada Jumat (20/2) sekitar pukul 10.00 WIB telah kembali lagi ke Pelabuhan penyeberangan Labuhan Haji dan siap memberangkatkan kembali penumpang ke Simeulu.
“Dengan demikian rute penyeberangan dari Labuhan Haji ke Simeulu sudah bisa normal seperti sebelumnya yakni dua kali trip dalam seminggu,†sebutnya.
Dengan telah kembalinya KM Labuhan Haji itu, pihaknya berharap persoalan penumpukan penumpang dan mobil barang di Pelabuhan Labuhan haji bisa teratasi segera sehingga dugaan tindakan pungli seperti isu yang berumbus selama ini tidak terjadi lagi.
“Sebab jika penumpang dan mobil barang menumpuk, sangat terbuka lebar terjadi pungli. Sebab penumpang dan sopir mobil tetap akan berupaya melobi oknum petugas yang menjual tiket. Bisa jadi orang yang telah duluan membeli tiket di geser atau di batalkan dulu keberangkatannya lalu di ganti dengan penumpang yang telah membayar harga tiket lebih,†ungkapnya.