Wakapolres Lhokseumawe Kompol Driharto di Lhokseumawe, Sabtu, mengatakan razia dengan sandi Operasi Simpatik 2015 tersebut digelar selama 20 hari, terhitung sejak tangal 1 sampai dengan 20 April 2015 dengan agenda kegiatan antara lain melakukan pemeriksaan kendaraan bermotor melalui razia di jalan raya dan lokasi lain.
"Tujuan operasi dimaksud adalah untuk menekan angka kehilangan akibat pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di wilayah hukum Polres Lhokseumawe yang jumlahnya termasuk tinggi, bahkan menduduki peringkat kedua di Provinsi Aceh setelah Kota Banda Aceh," ujarnya.
Driharto menyebutkan dalam pelaksanaannya, razia itu mengutamakan cara-cara persuasif, dimana nantinya jika memang para pengendara ataupun pengemudi tidak dapat menunjukkan dan memperlihatkan surat-surat kendaraan, petugas akan memberikan pengarahan dan himbauan dan menindaklanjuti sesuai dengan aturan yang berlaku.
Wakapolres Lhokseumawe itu juga menegaskan bahwa razia dalam operasi dimaksud, tidak ada kaitannya dengan kegiatan pihak aparat keamanan selama ini, dalam upaya pencarian kelompok bersenjata pelaku penculikan dan pembunuhan dua anggota TNI beberapa waktu lalu.
"Dalam operasi simpatik ini, kita fokus pada curanmor. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan juga apabila ada kaitannya dengan kasus-kasus kriminal lainnya, termasuk masalah peredaran gelap narkotika selama pelaksanaan Operasi Simpatik 2015 ini," kata Driharto.
Kepada masyarakat pemilik atau pengendara kendaraan, Wakapolres Lhokseumawe juga mengharapkan dan mengimbau masyarakat agar melengkapi surat-surat bukti kendaraan dan juga alat kelengkapan berkendara lainnya.