Meulaboh (ANTARA Aceh) - Aparat kepolisian berjanji akan segera menuntaskan penyelidikan terkait pengrusakan kebun kelapa sawit untuk mencegah terjadinya konflik antarmasyarakat di Kecamatan Woyla Barat, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Kapolres Aceh Barat AKBP Teguh Priyambodo Nugroho melalui Kasat Reskrim AKP Haris Kurniawan di Meulaboh, Sabtu mengatakan pihaknya masih terus melakukan pengembangan untuk mencari pelaku dalam kasus merasahkan masyarakat itu.
"Walaupun belum ditemukan siapa pelakunya tapikan tindak pidananya jelas, ada kebun sawit yang rusak serta sepeda motor yang dibakar 150 meter dari rumah. Kasus ini terus kita selidiki sampai pelakunya kita temukan," katanya.
Dalam peristiwa aksi kebrutalan orang tak dikenal (OTK) di Gampong (desa) Lung Baro, Kecamatan Woyla Barat, Jum'at (31/7) dini hari itu, satu unit sepeda motor dibakar, kemudian tanaman sawit berusia 2,5 tahun seluas 1,5 hektare rusak, delapan unit sampan serta dua unit sepeda dayung ditemukan sudah dicincang dengan benda tajam.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam tindak pidana tersebut, namun kerugian masyarakat ditaksir mencapai puluhan juta rupiah, karena banyak harta benda yang menjadi korban aksi kebrutalan orang tidak dikenal itu.
Kasat Reskrim Haris menjelaskan, dari keterangan saksi belum ada yang mengarah kepada pelaku karena saat kejadian diprediksi pada sekitaran dini hari tersebut, korban dan saksi hanya mengetahui peristiwa saat semua sudah terjadi.
Sampai sejauh ini pihak kepolisian juga belum dapat mengindikasikan peristiwa ini ada kaitannya dengan konflik antar warga ataupun tapal batas gampong, akan tetapi pihak kepolisian memastikan kasus tersebut akan segera terungkap.
"Kita masih melakukan penyelidikan, dari enam saksi yang sudah kita periksa termasuk korban, hasilnya belum kita dapatkan mengarah kepada pelaku karena satupun tidak ada yang melihat saat kejadian," katanya.
Sementara itu Camat Woyla Barat Mahdali yang dikonfirmasi wartawan menyampaikan, pasca kejadian unsur muspika turun ke tengah masyarakat untuk menenangkan warga dan mengimbau masyarakat agar dapat bersabar menanti hasil penyelidikan pihak berwajib.
Unsur muspika sudah menyampaikan kepada aparat desa serta tokoh masyarakat Desa Lung Baro maupun Desa Mon Pasong agar tidak terpancing dengan informasi yang tidak bertangung jawab yang bertujuan mengadu domba antar warga setempat.
"Bukan konflik batas desa itu, kita hanya menyampaikan himbauan agar kedua belah pihak desa tidak terpancing hal-hal tidak kita inginkan. Tempat kejadian dengan tapal batas antar desa masih jauh dan selama ini juga lahan kebun sawit yang dirusak itu tidak pernah ada yang mesengketakan," jelasnya.
Meskipun pada lokasi kejadian tidak dijaga oleh aparat keamanan namun pihak muspika memastikan tidak akan terjadi keributan antar warga karena pihak kepolisian juga masih terus memantau lokasi sebagai barang bukti proses penyelidikan.
Kapolres Aceh Barat AKBP Teguh Priyambodo Nugroho melalui Kasat Reskrim AKP Haris Kurniawan di Meulaboh, Sabtu mengatakan pihaknya masih terus melakukan pengembangan untuk mencari pelaku dalam kasus merasahkan masyarakat itu.
"Walaupun belum ditemukan siapa pelakunya tapikan tindak pidananya jelas, ada kebun sawit yang rusak serta sepeda motor yang dibakar 150 meter dari rumah. Kasus ini terus kita selidiki sampai pelakunya kita temukan," katanya.
Dalam peristiwa aksi kebrutalan orang tak dikenal (OTK) di Gampong (desa) Lung Baro, Kecamatan Woyla Barat, Jum'at (31/7) dini hari itu, satu unit sepeda motor dibakar, kemudian tanaman sawit berusia 2,5 tahun seluas 1,5 hektare rusak, delapan unit sampan serta dua unit sepeda dayung ditemukan sudah dicincang dengan benda tajam.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam tindak pidana tersebut, namun kerugian masyarakat ditaksir mencapai puluhan juta rupiah, karena banyak harta benda yang menjadi korban aksi kebrutalan orang tidak dikenal itu.
Kasat Reskrim Haris menjelaskan, dari keterangan saksi belum ada yang mengarah kepada pelaku karena saat kejadian diprediksi pada sekitaran dini hari tersebut, korban dan saksi hanya mengetahui peristiwa saat semua sudah terjadi.
Sampai sejauh ini pihak kepolisian juga belum dapat mengindikasikan peristiwa ini ada kaitannya dengan konflik antar warga ataupun tapal batas gampong, akan tetapi pihak kepolisian memastikan kasus tersebut akan segera terungkap.
"Kita masih melakukan penyelidikan, dari enam saksi yang sudah kita periksa termasuk korban, hasilnya belum kita dapatkan mengarah kepada pelaku karena satupun tidak ada yang melihat saat kejadian," katanya.
Sementara itu Camat Woyla Barat Mahdali yang dikonfirmasi wartawan menyampaikan, pasca kejadian unsur muspika turun ke tengah masyarakat untuk menenangkan warga dan mengimbau masyarakat agar dapat bersabar menanti hasil penyelidikan pihak berwajib.
Unsur muspika sudah menyampaikan kepada aparat desa serta tokoh masyarakat Desa Lung Baro maupun Desa Mon Pasong agar tidak terpancing dengan informasi yang tidak bertangung jawab yang bertujuan mengadu domba antar warga setempat.
"Bukan konflik batas desa itu, kita hanya menyampaikan himbauan agar kedua belah pihak desa tidak terpancing hal-hal tidak kita inginkan. Tempat kejadian dengan tapal batas antar desa masih jauh dan selama ini juga lahan kebun sawit yang dirusak itu tidak pernah ada yang mesengketakan," jelasnya.
Meskipun pada lokasi kejadian tidak dijaga oleh aparat keamanan namun pihak muspika memastikan tidak akan terjadi keributan antar warga karena pihak kepolisian juga masih terus memantau lokasi sebagai barang bukti proses penyelidikan.