Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pesawat Garuda sudah 16 kali gagal terbang dari Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, ke Bandara Malikussaleh Lhokseumawe, Provinsi Aceh, akibat gangguan kabut asap yang menyelimuti wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Station Manager Garuda Indonesia Lhokseumawe Hardiansyah di Lhokseumawe, Selasa mengatakan, sejak bulan September hingga Oktober 2015, telah 16 kali pesawat gagal terbang akibat gangguan kabut asap.
"Akibat dampak kabut asap, kita telah 16 kali gagal terbang. Pada bulan September ada 13 kali dan bulan Oktober tiga kali terhitung sejak hari Sabtu yang lalu sampai sekarang," ujar Hardiansyah.
Hardiansyah menambahkan, bagi penumpang yang sudah membeli tiket, maka biayanya akan dikembalikan dan ada juga yang meminta difasilitas untuk pergi melalui jalur darat serta terbang melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar.
Dikatakan, pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan penerbangan kembali normal, karena dapat dilakukan apabila cuaca telah memenuhi standar terbang dan selalu mengupdate perkembangan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Lhokseumawe.
"Kita belum bisa memastikan kapan penerbangan kembali normal, karena kita mempertimbangkan keselamatan. Apabila cuacanya tidak mendukung maka kita tetap tidak akan terbang," tutur Hardiansyah.
Sementara itu, Prakirawan Badan meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Lhokseumawe Syifaul Fuad mengatakan, kabut asap di Kota Lhokseumawe sudah mulai berkurang.
Tambahnya, dalam beberapa hari kedepan, diperkirakan untuk wilayah Kota Lhokseumawe akan turun hujan. Berdasarkan pantauan melalui satelit, di wilayah tersebut banyak awan konvektif yang menyebabkan hujan, sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak penyebaran kabut asap dimaksud.
Station Manager Garuda Indonesia Lhokseumawe Hardiansyah di Lhokseumawe, Selasa mengatakan, sejak bulan September hingga Oktober 2015, telah 16 kali pesawat gagal terbang akibat gangguan kabut asap.
"Akibat dampak kabut asap, kita telah 16 kali gagal terbang. Pada bulan September ada 13 kali dan bulan Oktober tiga kali terhitung sejak hari Sabtu yang lalu sampai sekarang," ujar Hardiansyah.
Hardiansyah menambahkan, bagi penumpang yang sudah membeli tiket, maka biayanya akan dikembalikan dan ada juga yang meminta difasilitas untuk pergi melalui jalur darat serta terbang melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar.
Dikatakan, pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan penerbangan kembali normal, karena dapat dilakukan apabila cuaca telah memenuhi standar terbang dan selalu mengupdate perkembangan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Lhokseumawe.
"Kita belum bisa memastikan kapan penerbangan kembali normal, karena kita mempertimbangkan keselamatan. Apabila cuacanya tidak mendukung maka kita tetap tidak akan terbang," tutur Hardiansyah.
Sementara itu, Prakirawan Badan meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Lhokseumawe Syifaul Fuad mengatakan, kabut asap di Kota Lhokseumawe sudah mulai berkurang.
Tambahnya, dalam beberapa hari kedepan, diperkirakan untuk wilayah Kota Lhokseumawe akan turun hujan. Berdasarkan pantauan melalui satelit, di wilayah tersebut banyak awan konvektif yang menyebabkan hujan, sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak penyebaran kabut asap dimaksud.