Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kota Banda Aceh membentuk tim penanggulangan lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) yang telah merambah dan bergerak membentuk perilaku dalam skala serta ranah yang cenderung semakin masif.
Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal di Banda Aceh, Senin mengatakan, pembentukan tim tersebut untuk meredam dan menanggulangi serta mengantisipasi ancaman LGBT sedini mungkin.
"Tim ini bertugas untuk melakukan investigasi, pengawasan, pembinaan, rehabilitasi dan juga penindakan terhadap mereka yang terlibat LGBT," kata Illiza Saaduddin Djamal.
Wali Kota Banda Aceh menyebutkan, komunitas LGBT ini sudah menggalang kesatuan di bawah payung organisasi. Mereka melakukan aksi bersama, mengelabui masyarakat.
Mereka juga menuntut penyetaraan hak asasi manusia, keadilan, dan antidiskriminasi. Dan seolah-olah orientasi seksual yang mereka anut dan jalani adalah hal yang biasa dan benar dalam pandangan agama, sehingga harus diterima oleh umat Islam.
"Ini harus dicegah. Dan pencegahan ini menuntut keseriusan dan komitmen kita bersama dalam mengatasi persoalan yang sangat krusial ini," ungkap Illiza.
Illiza mengatakan, tim penanggulangan LGBT ini melibatkan berbagai instansi dan organisasi masyarakat. Tim ini telah duduk bersama menyusun langkah strategis penanggulangan penyimpangan seksual tersebut.
"Kami berharap tim bisa bekerja cepat menyelesaikan masalah LGBT. Sebab, pergerakan mereka yang menyimpang ini cenderung semakin masif," kata Illiza.
Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar meminta Pemkot Banda Aceh membendung pergerakan komunitas LGBT agar masyarakat, khususnya generasi muda tidak terpengaruh mereka yang menyimpang secara seksual tersebut.
"Kami meminta Pemerintah Kota Banda Aceh melakukan upaya preventif membendung penyakit sosial LGBT di ibu kota Provinsi Aceh ini," kata Farid Nyak Umar.
Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, ada indikasi pergerakan kelompok LGBT di Banda Aceh. Jika pergerakan ini tidak dibendung, maka bisa mengancam generasi muda Banda Aceh yang mayoritas muslim.
"Eksistensi jaringan LGBT ini mengancam keberadaan generasi muda di Aceh. Sebab, LGBT ini bukan saja memiliki konsekuensi datangnya azab dari Allah SWT, tetapi juga merupakan penyakit dan penyimpangan perilaku yang berbahaya bagi generasi muda Aceh," kata Farid Nyak Umar.
Oleh karena itu, Farid Nyak Umar mengimbau Wali Kota Banda Aceh agar segera meminta seluruh lapisan masyarakat dan instansi pemerintah kota bahu membahu membendung pergerakan LGBT ini.
"Semua komponen masyarakat harus merapatkan barisan dalam menghadapi LGBT. LGBT ini virus dan penyakit sosial dan harus diantisipasi sejak dini," ketus anggota DPRK Banda Aceh dari Fraksi PKS tersebut.
Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal di Banda Aceh, Senin mengatakan, pembentukan tim tersebut untuk meredam dan menanggulangi serta mengantisipasi ancaman LGBT sedini mungkin.
"Tim ini bertugas untuk melakukan investigasi, pengawasan, pembinaan, rehabilitasi dan juga penindakan terhadap mereka yang terlibat LGBT," kata Illiza Saaduddin Djamal.
Wali Kota Banda Aceh menyebutkan, komunitas LGBT ini sudah menggalang kesatuan di bawah payung organisasi. Mereka melakukan aksi bersama, mengelabui masyarakat.
Mereka juga menuntut penyetaraan hak asasi manusia, keadilan, dan antidiskriminasi. Dan seolah-olah orientasi seksual yang mereka anut dan jalani adalah hal yang biasa dan benar dalam pandangan agama, sehingga harus diterima oleh umat Islam.
"Ini harus dicegah. Dan pencegahan ini menuntut keseriusan dan komitmen kita bersama dalam mengatasi persoalan yang sangat krusial ini," ungkap Illiza.
Illiza mengatakan, tim penanggulangan LGBT ini melibatkan berbagai instansi dan organisasi masyarakat. Tim ini telah duduk bersama menyusun langkah strategis penanggulangan penyimpangan seksual tersebut.
"Kami berharap tim bisa bekerja cepat menyelesaikan masalah LGBT. Sebab, pergerakan mereka yang menyimpang ini cenderung semakin masif," kata Illiza.
Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar meminta Pemkot Banda Aceh membendung pergerakan komunitas LGBT agar masyarakat, khususnya generasi muda tidak terpengaruh mereka yang menyimpang secara seksual tersebut.
"Kami meminta Pemerintah Kota Banda Aceh melakukan upaya preventif membendung penyakit sosial LGBT di ibu kota Provinsi Aceh ini," kata Farid Nyak Umar.
Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, ada indikasi pergerakan kelompok LGBT di Banda Aceh. Jika pergerakan ini tidak dibendung, maka bisa mengancam generasi muda Banda Aceh yang mayoritas muslim.
"Eksistensi jaringan LGBT ini mengancam keberadaan generasi muda di Aceh. Sebab, LGBT ini bukan saja memiliki konsekuensi datangnya azab dari Allah SWT, tetapi juga merupakan penyakit dan penyimpangan perilaku yang berbahaya bagi generasi muda Aceh," kata Farid Nyak Umar.
Oleh karena itu, Farid Nyak Umar mengimbau Wali Kota Banda Aceh agar segera meminta seluruh lapisan masyarakat dan instansi pemerintah kota bahu membahu membendung pergerakan LGBT ini.
"Semua komponen masyarakat harus merapatkan barisan dalam menghadapi LGBT. LGBT ini virus dan penyakit sosial dan harus diantisipasi sejak dini," ketus anggota DPRK Banda Aceh dari Fraksi PKS tersebut.