Blangpidie (ANTARA Aceh) - Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Jupri Hassannuddin mengemukakan bahwa masyarakat yang berdiskusi tiap hari di warung kopi seharusnya meminta untuk diikut sertakan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Musrembang, sehinga dapat memberikan masukan dan ide-ide bagus untuk pembangunan.
''Seharusnya, mereka yang diskusi politik warung kopi tiap hari itu meminta pada pemerintah untuk ikut Musrembang. Tetapi tidak ada yang minta karena mereka berdiskusi selalu negatif tidak bisa dipertanggungjawabkan,'' katanya di sela-sela acara doa bersama di Blangpidie, Senin (12/4), malam.
Acara doa bersama yang digelar dalam komplek pendopo bupati setempat dalam rangka memperingatai Hari Ulang Tahun (HUT) kabupaten Abdya ke 14 tahun yang dihadiri ribuan masyarakat terdiri unsur ulama, tokoh masyarakat, para pejabat, imum mukim dan kepala desa.
Jupri Hasannuddin menambahkan, jika dilakukan secara positif diskusi warung kopi dapat melahirkan pemikiran-pemikiran yang cerdas untuk pembangunan Abdya dengan cara membantu pemerintah Musrembang karena dapat melahirkan berbagai program-program pembangunan di warung kopi.
Seharusnya mereka politisi warung kopi datang pada pemerintah. Katakan, ''kami ini masyarakat warung kopi di Abdya, karna tiap hari diskusi telah melahirkan banyak program. Kami minta para eksekutif dan legeslatif untuk melibatkan kami dalam musrembang untuk berikan masukan,''. Kalau begitu kan bagus. kata Jupri.
Kenapa selama ini tidak ada yang minta untuk ikut serta dalam Musrembang, lanjutnya, karena diskusi politik tiap hari di warung kopi selama ini outputnya negatif, bukan diskusi positif sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan. Padahal banyak gagasan-gagasan diskusi warung kopi positif dibutuhkan pemerintah untuk pembangunan.
Kedepan, lanjutnya, para politisi warung kopi di kabupaten Abdya harus di tantang untuk diikut sertakan dalam musrembang terutama memberikan gagasan pembangunan, sehingga menjadi hal baru dipemerintahan dalam mengelola sumberdaya diskusi warung kopi posisitf. Demikan Jupri Hassannuddin.
''Seharusnya, mereka yang diskusi politik warung kopi tiap hari itu meminta pada pemerintah untuk ikut Musrembang. Tetapi tidak ada yang minta karena mereka berdiskusi selalu negatif tidak bisa dipertanggungjawabkan,'' katanya di sela-sela acara doa bersama di Blangpidie, Senin (12/4), malam.
Acara doa bersama yang digelar dalam komplek pendopo bupati setempat dalam rangka memperingatai Hari Ulang Tahun (HUT) kabupaten Abdya ke 14 tahun yang dihadiri ribuan masyarakat terdiri unsur ulama, tokoh masyarakat, para pejabat, imum mukim dan kepala desa.
Jupri Hasannuddin menambahkan, jika dilakukan secara positif diskusi warung kopi dapat melahirkan pemikiran-pemikiran yang cerdas untuk pembangunan Abdya dengan cara membantu pemerintah Musrembang karena dapat melahirkan berbagai program-program pembangunan di warung kopi.
Seharusnya mereka politisi warung kopi datang pada pemerintah. Katakan, ''kami ini masyarakat warung kopi di Abdya, karna tiap hari diskusi telah melahirkan banyak program. Kami minta para eksekutif dan legeslatif untuk melibatkan kami dalam musrembang untuk berikan masukan,''. Kalau begitu kan bagus. kata Jupri.
Kenapa selama ini tidak ada yang minta untuk ikut serta dalam Musrembang, lanjutnya, karena diskusi politik tiap hari di warung kopi selama ini outputnya negatif, bukan diskusi positif sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan. Padahal banyak gagasan-gagasan diskusi warung kopi positif dibutuhkan pemerintah untuk pembangunan.
Kedepan, lanjutnya, para politisi warung kopi di kabupaten Abdya harus di tantang untuk diikut sertakan dalam musrembang terutama memberikan gagasan pembangunan, sehingga menjadi hal baru dipemerintahan dalam mengelola sumberdaya diskusi warung kopi posisitf. Demikan Jupri Hassannuddin.