Jakarta (ANTARA) - Tuan rumah Qatar tahu pasti laga melawan Senegal ini adalah pertandingan hidup mati dan menyangkut nasib, bahkan reputasi di Teluk dan dunia Arab.
Mereka semakin gugup setelah sekutu sekaligus kadang menjadi pesaing di Arab Teluk, yakni Arab Saudi, membuat lompatan besar ketika menggulingkan juara dunia dua kali Argentina tiga hari lalu.
Entah kemenangan Saudi itu menjadi pendorong untuk hadirnya energi lebih saat menghadapi Senegal nanti, atau malah kian membuat Qatar was-was, masih akan dilihat dalam pertandingan melawan Senegal di Stadion Al Thumama nanti.
Yang pasti, kalah akan membuat mereka tersingkir lebih awal dari Piala Dunia paling mahal sepanjang masa dan paling diliputi isu-isu di luar sepak bola itu. Dan skenario ini sungguh tak bagus untuk penguasa Qatar.
Kekalahan di Stadion Al Thumama akan memastikan juara Asia ini menjadi tuan rumah Piala Dunia kedua yang gagal melewati putaran pertama setelah Afrika Selatan pada 2010.
Qatar juga mesti meniru apa yang dilakukan Saudi ketika puluhan ribu pendukungnya tak henti memberikan dukungan, ketika banyak penonton Qatar malah angkat kaki ketika tim mereka ditekuk Ekuador jauh sebelum laga mereka tuntas.
Pelatih Felix Sanchez sendiri menjanjikan tim yang lebih "efektif dan kompetitif" ketika menghadapi Senegal nanti. Mereka mau tak mau harus mencetak gol lebih dulu, untuk membuat pendukung mereka bertahan mendukung sampai akhir.
Tetapi Qatar juga harus merombak barisan pertahanannya yang terlihat lemah ketika melawan Ekuador. Bisa juga dengan memberikan imbuhan semangat dan taktik yang tepat yang membuat kiper debutan Saad Alsheeb sekalipun bisa menyajikan penampilan yang lebih baik dari laga pertama.
Masalahnya, Senegal juga berada dalam situasi sama. Juara Afrika yang dua kali menyisihkan Mesir yang diperkuat megabintang Mohammed Salah dalam final Piala Afrika dan playoff kualifikasi zona Afrika itu harus mengalahkan Qatar, agar bisa menghidupkan harapan mencapai lagi babak knockout Piala Dunia.
Saat melawan Belanda, Senegal tidak terlalu buruk. Mereka bahkan kebobolan pada menit-menit akhir. Penjaga gawang terbaik di dunia, Edouard Mendy, menjadi pemain yang paling dikambinghitamkan dari kekalahan itu.
Meski begitu Mendy akan tetap masuk starting line-up Senegal melawan Qatar.
Sebaliknya pada departemen lain, pelatih Aliou Cisse harus berpikir keras mencari siapa yang tepat menjadi starter pengganti gelandang Cheikhou Kouyate dan bek Abdou Diallo yang sama-sama cedera.
Cisse juga mungkin mengubah personel barisan depannya dengan membawa Bamba Dieng ke dalam sebelas pemain pertama Senegal.
“Sepak bola itu tentang efisiensi, ketika Anda tidak mencetak gol, maka Anda tidak bisa menang,” kata Cisse seperti dikutip Reuters.
Cisse juga harus bisa memulihkan ketajaman timnya seperti Sadio Mane masih ada. Mane tercoret dari skuad karena cedera, dan sejauh ini Senegal memperlihatkan tanda-tanda belum menemukan pengganti yang tepat untuk Mane.
Ini harus menjadi prioritas utama Cisse karena nyata sekali ketidakhadiran Mane membuat unsur teror dalam skuad Senegal agak menghilang sehingga Belanda bisa leluasa menekan mereka.
Prediksi sebelas pemain pertama
Qatar (5-3-2): Meshaal Barsham; Pedro Miguel, Boualem Khoukhi, Tarek Salman, Abdelkarim Hassan, Homam Ahmed; Hassan Al Haydos, Karim Boudiaf, Abdulaziz Hatem; Almoez Ali, Akram Afif
Senegal (4-2-3-1): Edouard Mendy; Youssouf Sabaly, Kalidou Koulibaly, Pepe Abou Cisse, Abdou Diallo; Idrissa Gueye, Nampalys Mendy; Moussa Ndiaye, Ismaila Sarr, Krepin Diatta, Boulaye Dia
Skenario pertandingan
Kiper Qatar Saad Al Sheeb terlihat rentan saat menghadapi serangan-serangan Ekuador. Untuk itu, sudah waktunya pelatih Felix Sanchez beralih kepada salah satu dari kiper cadangannya.
Sanchez bisa memilih Meshaal Barsham mengingat dialah kiper yang menangkis penalti penentu kemenangan Qatar dalam final Piala Arab atas Mesir pada 2021.
Al Sheeb juga salah satu dari empat pemain yang mendapat kartu kuning saat melawan Ekuador. Oleh karena itu akan berisiko jika terus dimainkan. Dia mesti rehat dulu sebelum diturunkan lagi dalam pertandingan terakhir melawan Belanda.
Almoez Ali dan Akram Afif masih akan menjadi pilihan untuk unit serang Qatar. Dan memang, kecuali kartu kuning yang mereka dapatkan saat melawan Ekuador, tak ada yang dikhawatirkan dari kedua pemain ini.
Sementara kapten Hassan Al Haydos bersiap turun untuk pertandingan ke-171 bersama Qatar. Dia akan memimpin lini tengah yang diisinya bersama Karim Boudiaf dan Abdulaziz Hatem.
Kecuali mungkin kiper, sekalipun dibobol Ekuador dua kali, tidak ada perubahan dalam sistem lima bek yang kembali dipasang Qatar kala menghadapi Senegal itu.
Senegal sendiri kemungkinan agak mengubah formasi pemainnya, tetapi bukan performa, karena cedera. Satu-satunya yang bisa dikritik dari kekalahan dari Belanda adalah kiper Edouard Mendy. Tapi kiper ini pun sepertinya bakal tetap menjadi starter.
Demikian pula dengan Abdou Diallo yang kram otot saat melawan Belanda. Bersama Youssouf Sabaly, Kalidou Koulibaly, dan Pepe Abou Cisse, dia akan bahu membahu melindungi Edouard Mendy. Tempatnya sendiri berada di sayap kiri pertahanan atau berseberangan dengan Youssouf Sabaly yang berada di kanan.
Namun, Cheikhou Kouyate akan absen karena masalah otot sehingga melewatkan pertandingan ini.
Tempatnya diisi oleh Moussa Ndiaye yang akan bertukar tempat dengan Idrissa Gueye sebagai salah satu tiga gelandang yang menyangga ujung tombak Boulaye Dia. Gueye sendiri akan bermitra dengan Nampalys Mendy di poros permainan.
Statistik penting kedua tim
Sebelum ini kedua tim belum pernah bertemu sehingga laga kedua Grup A Piala Dunia 2022 ini menjadi pertemuan pertama Qatar dengan Senegal.
Kedua tim kalah pada pertandingan pertamanya. Qatar dibungkam 0-2 oleh Ekuador, sedangkan Senegal takluk dalam skor yang sama kepada Belanda.
Laga di stadion Al Thumama ini akan menjadi pertemuan antara juara Asia dan Afrika.
Senegal mengejutkan dunia dengan mencapai perempat final 20 tahun lalu pada penampilan Piala Dunia pertamanya di Jepang dan Korea Selatan.
Empat tahun lalu mereka mencapai putaran final Piala Dunia pertamanya dalam kurun 16 tahun namun kampanye mereka dalam Piala Dunia 2018 di Rusia itu berantakan setelah tersingkir pada babak penyisihan grup karena kalah fair play dari Jepang.
Qatar berusaha keras untuk tidak menjadi tuan rumah Piala Dunia keempat yang tersingkir dari fase grup putaran final Piala Dunia setelah Swiss, Chile dan Afrika Selatan pada 1954, 1962 dan 2010.
