Menurut Prabu, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi Aceh yang berkelanjutan, tentu perlu didorong secara bersama-sama melalui hilirisasi sektor pertanian, yang menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi daerah Tanah Rencong itu.
"Kemudian, peningkatan kualitas promosi
dan atraksi pariwisata, mendorong investasi di sektor potensial, dan akselerasi pengembangan
UMKM dan ekonomi syariah," ujarnya.
Kata dia, Bank Indonesia bersama unsur terkait di level provinsi dan kabupaten/kota di provinsi paling barat Indonesia itu juga terus mendorong pengembangan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Terutama yang terkait sektor pangan strategis, potensial ekspor, kelompok sub sistem dan pendukung pariwisata," ujarnya
Maka sebab itu, Bank Indonesia mengharapkan agar arah kebijakan pembangunan Aceh ke depan perlu difokuskan pada pengembangan hilirisasi, akselerasi digitalisasi daerah, pengembangan ekonomi syariah dan UMKM untuk inklusi ekonomi, serta akselerasi kinerja pariwisata sebagai sektor potensial Aceh.
"Aceh dari dulu sudah menjadi pintu gerbang ekonomi Indonesia, harusnya kita bisa berbangga diri dan bisa mewujudkan ekonomi Aceh lebih bagus lagi, dan bisa berkontribusi yang lebih banyak lagi untuk ekonomi nasional," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi soroti peredaran uang "kering" meski ekonomi tumbuh stabil