Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh akan membawa produk kerajinan dari bahan eceng gondok hingga ke luar daerah untuk dipasarkan.
Kepala Bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) pada Dinas Perdagangan dan Koperasi UKM Aceh Barat, Cut Teti Herawati Rahmah di Meulaboh, Senin mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan membawa produk eceng gondok ke Pulau Jawa dan pada kegiatan Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (PENAS KTNA) di Banda Aceh.
"Soal pasar kami terus upayakan, sekarang ini tantangannya masyarakat sendiri apakah mereka akan mampu dan bisa berkelanjutan. Untuk pemasaran sudah sangat mudah, tapi lagi-lagi kita dan produsen ditantang dengan kualitas produk," sebutnya.
Cut Teti menyebutkan, lewat jejaring sosial juga telah digunakan, produk kerajinan masyarakat disebarluaskan secara online, saat ini bila ada pihak yang bermaksud membeli produk eceng gondok Aceh Barat sudah bisa dipesan secara online.
Dia menyebutkan, setiap event di lokal sudah pasti akan diekspo untuk diperkenalkan, demikian juga untuk kegiatan tingkat provinsi bahkan ke nasional, semua itu telah direncanakan bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Aceh Barat.
Terhadap pembangunan sumber daya manusia yang bergerak di sektor ekonomi kreatif itu saat ini terus dipacu, hadirinya kegiatan Universitas Masuk Desa (UMD) mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh baru-baru ini sangat membantu daerah tersebut.
"Setiap ada kesempatan ekspo, pameran baik lokal maupun nasional kita ikutsertakan produk kerajinan masyarakat ini. Untuk peningkatan kualitas tetap menjadi perhatian pemda, kita berikan pelatihan agar mereka benar-benar mampu," sebutnya.
Lebih lanjut disampaikan, beberaoa tahun terakhir di daerah itu telah terbentuk beberapa kelompok pengrajin produk ekonomi kreatif dari bahan baku eceng gondok, namun tidak sedikit diantaranya telah bubar karena kegiatan itu bukan menjadi pekerjaan tetap.
Seperti di Kecamatan Samatiga, disana ada beberapa kelompok pengrajin yang terlatih, namun pengelolaan produknya masih di bawah standar sehingga tidak bisa dipasarkan dan akhirnya usaha kelompok masyarakat itupun bubar.
Kata Cut Teti, sekuat apapun pembindaan dan pemantapan terhadap kerajinan tersebut tidak akan berhasil untuk jangka panjang apabila pelaku usaha hanya menjadikan pekerjaan itu sebagai sampingan, bukan pekerjaan utama.
"Saat ini kerajinan itu telah tumbuh di Kecamatan Arongan Lambalek, kita harapkan kegiatan itu janganlah dijadikan kerjaan sampingan, bila itu terjadi maka usaha tidak akan berjalan untuk jangka panjang," katanya menambahkan.