Sabang (ANTARA Aceh) - Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) Fauzi Husin menargetkan pembangun Tugu Kilometer Nol Indonesia tuntas pengerjaannya akhir tahun 2017.
"Akhir tahun ini (2017) sudah selesai pengerjaannya atau sebelum acara Sail Sabang, pembangunan Tugu KM Nol selesai," kata Fauzi dalam rapat persiapan pelaksanaan Sail Sabang yang dihadiri Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Wakil Walikota Sabang Nazaruddin, Sekda Kota Sabang Sofyan Adam serta unsur Forkompinda se-Kota Sabang di Aula Kantor Walikota setempat, Sabtu.
BPKS melakukan rekonstruksi tugu paling ujung barat Indonesia tersebut sejak tahun anggaran 2015-2016 dan nilai HPS-nya Rp16.815.000.000 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) namun sampai sekarang pengerjaan tugu belum selesai.
Dari pengamatan di lapangan, pembangunan Tugu KM Nol Indonesia tersebut hingga saat ini masih dalam tahapan pengerjaan penyelesaian dan belum rampung 100 persen.
Tugu Nol Kilometer Indonesia yang berada di Ujong Bau, Gampong Iboih, Kecamatan Sukakarya, Sabang itu sering dikunjungi para wisatawan domestik maupun mancanegara ditandatangani langsung Wakil Presiden Tri Sutrisno pada saat itu (6 September 1997).
Secara geografis, keberadaan monumen Tugu Kilometer Nol adalah bagian terpenting dalam mempersatukan bangsa dari Kota Madya Sabang, Aceh sampai ke Mauroke, Papua. Sebagaimana slogan yang diucap oleh anak bangsa "Dari Sabang sampai Merauke".
Sail Sabang akan digelar dari 28 November sampai 5 Desember 2017 dan direncanakan akan dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada tanggal 2 Desember 2017.
Sebelumnya, Penasehat Kehormatan Kemenpar Dwisuryo Indroyono Soesilo meminta Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) segera menyelesaikan pembangunan Tugu Kilometer Nol(KM-0) Indonesia di Sabang.
"BPKS harus segera menyelesaikan pembangunan Tugu Kilometer Nol Indonesia di kawasan Iboih, Sabang," pinta Indroyono di Gapang Resort Iboih, Sabang.
Dia mengatakan Tugu KM-0 Indonesia salah satu objek wisata yang diincar para wisatawan, jika pembangunan tersebut tidak selesai maka bisa menjadi kendala saat kunjungan wisatawan.
"Para wisatawan yang berkunjung ke Sabang ingin mengabadikan gambarnya di titik nol Indonesia dan kalau belum tuntas pembangunannya menjadi problem tersendiri dalam pemasaran industri pariwisata," ujarnya.