Meulaboh (ANTARA Aceh) - Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Prof H Mohammad Nasir, mengharapkan, perguruan tinggi di Provinsi Aceh, berperan dalam menjembatani pengembangan sektor kemaritiman Indonesia.
"Potensi laut, pertanian di negara kita itu sangat besar, maka coba kembangkan dengan penelitian untuk peningkatan daya saing bangsa Indonesia,"katanya saat memberi kuliah umum di Universitas Teuku Umar (UTU) di Meulaboh, Minggu.
Saat ini pola pengembangan sektor kemaritiman di Indonesia perlu didorong keterlibatan dari penelitian-penelitian akademisi perguruan tinggi guna melahirkan inovasi dalam riset yang kemudian diaplikasikan oleh industri dunia usaha.
Seperti pembangunan budidaya perikanan di lepas pantai, itu masih membutuhkan inovasi dari para peneliti sehingga pengelolaan bersifat representatif secara ilmiah, sebab selama ini dominan usaha pengembangan perikanan terkonsentrasi di darat.
Termasuk sistem penjualan ekspor perikanan Indonesia, lebih banyak ikan-ikan mati, walaupun ada hanya satu wilayah yang sudah berhasil mengembangkan ekspor ikan masih hidup dengan nilai tambah lebih besar yakni, Maluku.
"Termasuk proses penyimpanan ikan, coba lihat Maluku, mereka sudah bisa ekspor ikan hidup ke Jepang, Korea, China dan Arab Saudi dalam kondisi hidup. Coba UTU kembangkan itu biar menjadi pusat riset kemaritiman taman energi perikanan,"sebutnya.
Disektor pertanian, untuk budidaya Talas, kata Nasir, tanaman itu bisa menjadi sektor ekonomi yang menjanjikan, sebagaimana dilakukan di Sulewesi Selatan, dengan biaya modal Rp40-60 juta/ tahun, mampu menghasilkan keuntungan Rp150 juta/tahunnya.
Kata Mohammad Nasir, ada satu hal lagi pengembangan energi di Aceh Barat, yang belum tersentuh dukungan perguruan tinggi, yakni pengelolaan sektor pertambangan, sebab di kampus UTU Aceh Barat, belum tersedia fakultas pertambangan.
"UTU saat ini punya 17 prodi dan beberapa fakultas yang cukup untuk menunjang penelitian-penelitian sektor Kelautan Perikana dan Pertanian. Satu lagi perlu disediakan yaitu pertambangan, saya lihat belum ada,"jelas Mohammad Nasir.
Ia menyampaikan, jumlah perguruan tinggi di Indonesia sangat banyak dibandingkan dengan jumlah populasi rakyat Indonesia, namun penguatan sumber daya manusia pada perguruan harus ditingkatkan untuk mengimbangi dengan kebutuhan daya saing bangsa.
Ada dua hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing bangsa, pertama tenaga kerja yang terampil atau tenaga kerja kualifikasi dari sebuah perguruan tinggi dan kedua adalah inovasi yang dapat dihasilkan dari penelitian-penelitian secara ilmiah.
"Problem bangsa Indonesia saat ini, tidak ada yang menggunakan pola untuk melahirkan lulusan kualifikasi dan inovasi berkenaan penelitian masih terbatas. Bila menginginkan daya saing bangsa kuat, maka kedua hal itu harus kita lakukan,"tegasnya.
Menristekdikti Mohammad Nasir, mengadakan kuliah umum di UTU dan melakukan penanaman pohon pisang serta penanaman padi inpara 5 di area tiga hektare University Teuku Umar Farm, acara itu dihadiri Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Kapolres Aceh Barat, Bupati Nagan Raya dan anggota DPR Aceh.
Menristekdikti minta perguruan tinggi Aceh bangkitkan kemaritiman
Senin, 6 November 2017 11:45 WIB