Aceh Timur (ANTARA) - Seorang warga di Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, menemukan jenazah yang telah dikubur sebelumnya, terangkat dari makam dan terbawa arus banjir hingga masuk ke rumah warga.
"Saya tidak menyangka melihat pemandangan seperti itu. Setelah banjir surut, pemilik rumah mulai membersihkan halaman. Ternyata ada mayat yang terseret masuk ke rumah," kata Sapri warga Aceh Timur di Aceh Timur, Senin.
Penemuan jenazah tersebut setelah genangan surut dan warga mulai membersihkan lumpur serta puing yang menumpuk di depan rumah pada Minggu (30/11).
Awalnya, pemilik rumah mengira tumpukan kain di dalam rumahnya, sebelum akhirnya ia menyadari bahwa itu adalah mayat yang telah terbungkus kain kafan.
Baca: BPBD: Sebanyak 29.709 warga Aceh Timur terdampak banjir
Setelah diketahui, warga setempat mencari tahu identitas jenazah tersebut, hingga akhirnya ada keluarga yang mengaku mayat tersebut merupakan ibunya yang sudah meninggal satu tahun lalu, tetapi kondisinya masih utuh.
"Bukan hanya itu, didaerah itu juga ditemukan mayat lagi mayat yang sudah dikubur terangkat dibawa arus banjir. Mayat yang sudah terbungkus kain kafan tersebut tersangkut di tiang," kata Sapri.
Sejumlah insiden tragis lainnya juga terjadi di Aceh Timur termasuk kejadian di mana satu keluarga terdiri lima orang meninggal dunia saat berusaha menerobos banjir untuk mencapai lokasi pengungsian di Kecamatan Madat, Aceh Timur.
Kendaraan yang mereka tumpangi terseret arus kuat, dan upaya penyelamatan yang dilakukan warga sekitar tidak dapat mengimbangi derasnya air.
"Arusnya sangat kuat dan datang tiba-tiba. Kami melihat mobil itu terguling beberapa kali sebelum hilang terbawa arus," ujar Herawati, saksi mata.
Selain itu, ada pula warga yang terjebak di atap rumah, menunggu pertolongan selama lebih dari 24 jam. Beberapa di antaranya ditemukan dalam kondisi selamat, namun tak sedikit pula yang tidak berhasil bertahan akibat kelelahan, hipotermia, atau terseret banjir saat menunggu bantuan.
Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky memperkirakan korban jiwa mencapai 30 orang lebih. Korban jiwa yang banyak meninggal dunia di Kecamatan Pante Bidari.
"Kemarin juga dua korban telah dievakuasi, serta di Peureulak Barat juga telah ditemukan yang sebelumnya hilang terseret arus saat menyelamatkan korban lainnya," kata Iskandar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur Ashadi mengatakan bahwa medan sulit serta kondisi yang belum stabil membuat operasi penyelamatan menjadi sangat menantang.
Baca: Puluhan warga Aceh Timur bertahan di atap rumah terjebak banjir
"Jumlah korban sangat besar dan wilayah yang terdampak luas. Akses menuju daerah pedalaman lumpuh total. Kami memprioritaskan evakuasi korban selamat sambil terus mencari yang masih hilang," kata Ashadi.
Lebih dari ribuan warga kini mengungsi di tenda-tenda darurat. Mereka membutuhkan suplai makanan, air bersih, obat-obatan, dan selimut. Relawan kemanusiaan dari berbagai daerah telah mulai berdatangan untuk membantu distribusi logistik.
"Kami kekurangan makanan dan air. Anak-anak mulai sakit karena udara dingin dan kondisi darurat yang tidak nyaman," kata Yusnidar, pengungsi banjir.
Di tengah duka mendalam dan ketidakpastian, mereka berharap bantuan segera datang. Mereka juga meminta proses evakuasi dipercepat, terutama di wilayah yang hingga kini masih terisolasi.
Sementara itu, donasi, relawan medis, dan tim penyelamat dari berbagai daerah diharapkan dapat memperkuat penanganan bencana dalam beberapa hari ke depan.
