Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Lhokseumawe Azhar, di Lhokseumawe, Minggu mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir, banyak petambak di daerah itu mulai beralih fungsi budidayanya.
"Sekarang, banyak petambak di daerah Lhokseumawe yang sebelumnya membudidayakan ikan bandeng, sudah beralih membudidayakan udang vaname," ujar Azhar.
Lanjutnya, alasan mendasar petambak mengalihkan jenis budidaya dari bandeng ke udang disebabkan faktor ekonomis. Dimana, petani menganggap bahwa membudidayakan udang lebih menguntungkan jika membudidayakan bandeng atau jenis ikan lainnya.
"Apabila membudidayakan bandeng, maka harus menunggu masa panen yang lama sampai 5 hingga 6 bulan. Akan tetapi, apabila membudidayakan udang jenis vaname, tidak menunggu waktu lama dan lebih kurang 3 bulan sudah bisa dipanen dan pendapatannya lebih besar. Alasan-alasan seperti inilah yang memotivasi petani mengalihkan budidaya tambaknya ke udang," terang dia.
Sebutnya, di wilayah pesisir Kota Lhokseumawe, mulai dari Kecamatan Muara Satu, hingga kecamatan Blang Mangat, sebagian besar petambak sudah beralih budidaya dari bandeng atau jenis ikan lain ke udang.
Mengenai pola budidaya udang tersebut di Kota Lhokseumawe, menurut dia, pada umumnya dilakukan secara tradisional, sedangkan budidaya secara intensif, jumlahnya dapat dihitung.
"Umumnya, budidaya udang di Lhokseumawe, banyak dilakukan oleh petani dengan cara tradisional, karena terkait modal besar dan lain sebagainya, sedangkan yang menggunakan cara intensif masih sangat kecil jumlahnya," katanya.