Kepala Bagian Humas Setdakab Aceh Utara Teuku Nadirsyah kepada wartawan di Lhoksukon, Senin menyebutkan, jika para korban memilih mengungsi secara pribadi atau per kepala keluarga (KK) ke lokasi yang berbeda-beda, maka ini menyulitkan saat pendataan.
"Bupati mengimbau agar para pengungsi tidak mengasingkan diri, dan tetap mengungsi secara bersama-sama ke tempat yang telah terdata atau ditentukan. Tujuannya agar semua korban kebagian bantuan," kata Nadirsyah.
Disebutkan, Pemkab Aceh Utara saat ini terus menyalurkan logistik ke berbagai titik dapur umum di sejumlah kecamatan. Bagi para korban yang belum mendapatkan bantuan diminta untuk bersabar.
Pemerintah terus berupaya semaksimal mungkin untuk menyalurkan bantuan ke para korban yang belum menerima.
Nadirsyah menambahkan, kendala yang dihadapi pihaknya saat ini berupa minimnya transportasi roda empat khusus untuk menyalurkan bantuan ke titik-titik pengungsi atau dapur umum.
"Tidak semua mobil bisa masuk dan mengarungi banjir. Kalau truk yang berbadan besar memang tidak bisa, apalagi ke pelosok. Kita terus mengumpul kendaraan yang bisa digunakan untuk mengarungi banjir, agar semua titik pengungsi dapat tersalurkan bantuan," kata Nadirsyah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Munawar yang ditemui di kantornya menyebutkan, jumlah pengungsi berdasarkan data sementara yang diterima pihaknya saat ini sudah mencapai 21 ribu jiwa, dari 22 kecamatan yang terkena dampak.
"Data sementara sekitar 21 ribu jiwa pengungsi dari seluruh kecamatan, itu berdasarkan hasil konfirmasi dengan pihak kecamatan. Pun demikian, data ini bisa berubah-ubah karena belum valid. Dan kita terus berupaya merekap data secara valid," kata Munawar.
Munawar menambahkan, saat ini ada beberapa kecamatan yang airnya sudah mulai surut, bahkan beberapa pengungsi sudah ada yang pulang ke rumahnya.
Sementara di kecamatan lainnya, seperti di Lhoksukon pengungsi malah semakin bertambah karena ketinggian air di sana antara 1 meter hingga 150 sentimeter.