Blangpidie (Antaranews Aceh) - Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim menyatakan, dirinya memiliki komitmen untuk bisa mengejar mimpi yang sempat tengelam sepuluh tahun lalu, yaitu pembangunan sebuah irigasi besar yang jaringannya mampu menghubungkan seluruh lahan sawah di kabupatennya.
"Sekitar sepuluh tahun lalu, Kabupaten Abdya bermimpi punya irigasi besar yang jaringannya mampu terkoneksi dari Kecamatan Lembah Sabil sampai ke Bababahrot, namun mimpi itu sempat tertunda," tuturnya di sela-sela acara pertemuan konsultasi masyarakatat, terkait desain peningkatan Daerah Irigasi (DI) Krueng Susoh di Blangpidie, Kamis
Acara sosialisai pembangunan jaringan sayap kanan irigasi Krueng Susoh untuk lahan sawah seluas 4.500 hektar dilaksanakan di aula Masjid Pemkab Abdya dihadiri kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I diwakili oleh Suprayitno, kepala dinas terkait, Camat, Kepala Desa, konsultan PT Global Parasindo Jaya, dan konsultan PT Trans Intra Asia.
Akmal berkata, proyek pembangunan jaringan sayap kanan irigasi Krueng Susoh itu menelan anggaran yang banyak dan merupakan pekerjaan yang harus ditompang oleh keseriusan semua pihak, supaya tidak menuai hambatan ketika memasuki proses pembangunan.
"Kita kumpul-kumpul duit, kita tahan lapar selama berpuluh tahun, belum tentu kita sanggup membangun jaringan irigasi besar itu. Tapi hari ini sudah mulai nyata pembangunannya. Suatu hari, entah kita masih hidup, Insya Allah, mimpi itu akan terwujud," tuturnya.
Akmal yang telah dua periode menjadi Bupati Abdya melanjutkan, meskipun pemerintah daerahnya belum bisa menampung pembangunan jaringan irigasi sayap itu dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK), namun kepala daerah telah berhasil meyakinkan Pemerintah Pusat untuk mewujudkan mimpi itu.
"Kita sendiri tidak sanggup bangun jaringan irigasi itu, sebab biaya operasionalnya sangat tinggi dan begitu besar. Makanya kita yakinkan Pemerintah Pusat untuk membangun D.I Krueng Susoh itu, supaya mimpi kita bisa terwujudkan," ungkapnya.
Ia berkata, pihak konsultan PT Global Parasindo Jaya dan konsultan PT Trans Intra Asia telah menunjukkan keseriusan mereka dalam perencanaan pembangunan tersebut, makanya ia selaku kepala daerah pun tidak ketinggalan untuk mendampingi mereka.
"Jadi kemana pun beliau (Suprayitno) jalan di Kabupaten Abdya ini saya dampingi, supaya mimpi yang sempat tengelam sepuluh tahun lalu bisa terwujudkan," tuturnya.
Ia berharap kepada semua masyarakat Abdya untuk memberikan ruang dan kenyamanan kepada tim konsultan dalam bekerja, agar rencana pembangunan saluran irigasi yang selama ini diimpikan itu dapat terwujudkan tanpa adanya kendala di lapangan.
"Siapapun, baik kepala desa, camat, maupun masyarakat, berikan ruang pada mereka agar tidak ada masalah. Artinya, kalau bisa dipermudah kenapa harus dipersulit. Lagi pula mereka ini bekerja mewujudkan mimpi kita," pintanya dalam bahasa Aceh.
Kemudian, lanjut dia, jika kita mampu bekerja sama dengan baik, tentu ke depan Abdya akan memiliki jaringan irigasi besar yang mampu menghubungkan dengan seluruh areal sawah di kabupaten ini, yakni mulai dari Kecamatan Lembah Sabil, hingga Babahrot.
"Jadi, saya sangat komit mengawal proses pembangunan irigasi ini, karena saya tidak ingin ada hambatan sedikitpun di lapangan. Apalagi, ini merupakan kesempatan. Bila gagal mungkin tidak ada lagi di masa depan," demikian Akmal Ibrahim.
Bupati Abdya kejar mimpi yang tenggelam
Kamis, 18 Januari 2018 17:39 WIB