"Beberapa hari terakhir di bulan Februari 2018, secara umum wilayah Sabang dan sekitarnya mengalami cuaca panas/gerah dan terasa adanya peningkatan suhu udara khususnya pada siang hingga sore hari," kata Kepala Stasiun Meteorologi Cot Ba U Maimun Saleh, Sabang, Siswanto di Sabang, Kamis.
"Tercatat bahwa Wilayah Sabang dan sekitarnya tidak mengalami hujan antara 11 sampai dengan 20 hari kedepan," kata alumni Pascasarjana Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala itu.
Siswanto menjelaskan, kondisi cuaca di wilayah Sabang dan sekitarnya yang terjadi pada bulan ini adalah pengaruh adanya pergerakan semu matahari yang berakibat pada perubahan musim menuju pancaroba/peralihan.
"Bulan Februari menuju Maret 2018 di Wilayah Sabang dan sekitarnya mengalami musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau," ujarnya.
Menurut dia, musim pancaroba saat ini gejala cuaca dicirikan dengan intensitas curah hujan semakin berkurang atau berupa hujan pada skala lokal dengan durasi singkat.
Selain itu suhu udara juga mengalami kenaikan signifikan berkisar antara 31-33 ?C sehingga terasa sangat gerah pada siang menjelang sore hari.
Kepala Stasiun Meteorologi Cot Ba U Maimun Saleh, Sabang, juga menyampaikan, keadaan cuaca tersebut diperkirakan berlangsung hingga akhir bulan Februari atau awal Maret 2018.
"Pada pertengahan bulan Maret hingga awal bulan April 2018 akan ada sedikit penambahan curah hujan di sejumlah daerah yang ada di Provinsi Aceh," tutur Siswanto.
Siswanto menjelaskan, hal ini disebabkan pada tanggal 23 Maret 2018 posisi matahari tepat berada di garis khatulistiwa, mengikuti pergerakan semu matahari dan secara umum sejumlah daerah yang ada di sekitar khatulistiwa, termasuk wilayah Aceh akan terpengaruh terhadap fenomena ini.
Selanjutnya Kepala Stasiun Meteorologi Cot Ba U Maimun Saleh, Sabang, mengimbau seluruh masyarakat yang akan melakukan aktifitas agar meningkatkan kewaspadaannya, mengingat pada musim pancaroba saat ini di wilayah Sabang dan sekitarnya secara tidak langsung akan terjadi pengaruh angin baratan secara dominan.
"Pengaruh angin baratan biasanya terlihat secara nyata adanya hembusan angin yang cukup kuat dan prakiraannya akan berdampak pada kenaikan tinggi gelombang dan alun berkisar antara 1 sampai 2,5 meter," katanya.
Dia menyatakan, sampai dengan akhir bulan Februari 2018, kondisinya diperkirakan masih aman dan nyaman untuk melakukan kegiatan pelayaran maupun kegiatan perikanan tangkap bagi masyarakat nelayan konvensional yang ada di Sabang dan sekitarnya.