Jantho (Antaranews Aceh) - Sejumlah penampung tidak resmi (kios) menjual elpiji bersubsidi 3 Kg di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, diatas harga enceran tertinggi (HET) Rp35.000/tabung.
"Di Pangkalan elpigi 3 Kg katanya (petugas) kosong dan di kios-kios harganya sangat mahal dari Rp30.000 hingga Rp33.000/tabung. Bahkan ada yang menjual sampai Rp35.000/tabung," kata salah seorang ibu rumah tangga (IRT) Aini di Gampong (desa) Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis.
IRT itu mengakui, masyarakat sangat sulit mendapatkan elpiji 3 Kg, padahal kebutuhan gas bersubsidi tersebut selama sepekan hanya satu tabung.
"Yang kami tahu pemerintah menyediakan gas subsidi itu untuk masyarakat miskin sesuai yang ditulis di tabung tapi realitanya di lapangan masyarakat miskin sangat susah mendapatkan gas sudsidi," ujarnya.
"Harganya mahal dan mirisnya lagi sangat susah kita cari gas subsidi tersebut," tambah IRT itu sembari memegang tabung bersubsidi kosong.
Lebih lanjut ia menduga, pihak pangkalan sepertinya ada unsur sengaja menjual elpiji bersubsidi itu untuk para penampung yang tidak resmi (illegal).
Informasi yang dihimpun Antara, PT Pertamina (Persero) pada 2017 menyalurkan sebanyak 27 juta lebih tabung elpiji bersubsidi dan disalurkan untuk seluruh masyarakat Aceh yang tersebar di 23 kabupaten/kota se provinsi paling ujung barat sumatera itu.
Lalu elpiji bersubsidi tersebut disalurkan 10 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) dan kemudian diedarkan oleh 60 agen yang tersebut di seluruh Provinsi Aceh.
Elpiji subsidi Rp35.000/tabung di Aceh Besar
Kamis, 5 April 2018 8:19 WIB