Sabang (Antaranews Aceh) - Pemerintah Kota Sabang menggelar "Fertival Khanduri Laot" atau kenduri laut untuk mempromosikan budaya masyarakat pesisir di kepulauan paling ujung barat Indonesia itu pada 27 April hingga 1 Mei 2018.
"Khanduri laot merupakan tradisi masyarakat nelayan dan pegelaran Festival khanduri laot untuk mempromosikan budaya masyarakat pesisir," kata Wali Kota Sabang Nazaruddin di Sabang, Kamis.
Wali kota mengharapkan festival khanduri laot dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara (wisman) ke Sabang.
Pemko Sabang juga telah menetapkan, Festival Khanduri Laot tersebut di pusatkan di area Dermaga Container (CT-3) Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) tepatnya, 28 April 2018.
Festival tersebut akan menampilkan sejumlah atraksi seni budaya masyarakat pesisir kepulauan paling ujung barat Indonesia diantaranya, atraksi budaya adat melaut, festival kuliner khas Aceh dan pentas pesona budaya tradisi masyarakat nelayan pesisir.
Rangkaian festival khanduri laot akan digelar pameran produk kreatifitas masyarakat pesisir, zikir akbar, khanduri untuk Aulia 44 keramat dan anak yatim serta dialog budaya dan silaturrahmi antar Panglima Laot (Panglima Loat) atau lembaga adat se-Aceh.
Khanduri laot sudah menjadi tradisi dikalangan masyarakat nelayan provinsi paling ujung barat Sumatera dan digelar pada bulan Syakban (bulan Arab) sebelum Ramadhan, dan sebelumnya nelayan secara sukarela berpatungan mengumpulkan dana untuk menggelar acara syukuran bersama anak yatim.
Panglima Laot Wilayah Kota Sabang Ali Rani menyatakan, khanduri laot yang semula digelar secara sukarela oleh masyarakat nelayan sebagai wujud syukur terhadap rezeki yang selama ini diperoleh masyarakat nelayan di laut.
"Rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita di laut sungguh luar biasa dan tidak akan pernah habis. Jadi sudah sepatutnya kita senantiasa mensyukiri nikmat Allah tersebut," katanya.
Pada kesempatan itu Ali Rani mengajak semua masyarakat nelayan senantiasa menjaga laut sebagai sumber kehidupan generasi bangsa dimasa yang akan datang.
"Sudah menjaga tanggung jawab kita bersama menjaga laut untuk masa depan generasi bangsa dan jika ada nelayan yang melanggar aturan adat atau pantangan melaut maka akan dikenakan sanksi yang tegas," ujarnya.
Jika ada nelayan yang melanggar hukum adat laut dikenakan sanksi berupa sitaan terhadap alat tangkap hingga membayar denda sesuai kesepakatan bersama, kata Panglima Loat Wilayah Kota Sabang.
"Khanduri Laot" di Sabang promosikan budaya pesisir
Kamis, 26 April 2018 22:31 WIB